Harga Tiket Pesawat Masih Mahal, Sampai Kapan?
jpnn.com, BALIKPAPAN - Para pelaku ekonomi kreatif di Balikpapan terpukul dengan naiknya harga tiket pesawat dibarengi kebijakan bagasi berbayar. Pendapatan mereka anjlok hingga 50 persen.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian prihatin dengan kondisi ini. “Ini tak ramah terhadap ekosistem ekonomi kreatif khususnya di Balikpapan,” sebut Hetifah, setelah mengisi Millennial Gathering Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia di Hotel Grand Jatra Balikpapan, Sabtu (23/3).
Pemerintah dalam hal ini kementerian terkait perlu memikirkan dampak kebijakan tiket dan bagasi terutama terhadap daerah yang sedang mengembangkan industri ekonomi kreatif dan pariwisatanya. Seperti Balikpapan yang saat ini mulai menggeser ekonominya dari sektor minyak dan gas (migas) dan batu bara.
“Bagaimana Balikpapan bisa maju. Jika pariwisata yang menunjang ekonomi kreatif justru harus dipengaruhi kebijakan maskapai ini,” kata Hetifah.
BACA JUGA: Tiket Pesawat Mahal, Gubernur Bertemu Bos Lion Air, Hasilnya?
Karena sejak naiknya harga tiket dan penghapusan bagasi berbayar, terjadi penurunan minat kunjungan wisatawan ke Kota Minyak. Ditambah mereka yang hendak membawa oleh-oleh terpaksa mengurangi beratnya akibat besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
Kondisi ini menggerus pendapatan. Tak hanya bagi pelaku usaha tapi juga pemerintah setempat.
Sejak naiknya harga tiket pesawat dan penghapusan bagasi gratis, pelaku ekonomi kreatif di Balikpapan ikut terpuruk.
- Imbas PPN 12 Persen, Harga Tarif Pesawat Bakal Turun 10 Persen
- Kabar Baik, Harga Tiket Garuda Siap Turun, Catat Syarat & Ketentuannya
- Mulai Desember 2024, Garuda Indonesia Bakal Turunkan Harga Tiket Rute Domestik
- Pertamina Patra Niaga Siap Dukung Kebijakan Harga Khusus Avtur Nataru di 19 Bandara
- Libur Nataru, Pemerintah Bakal Segera Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Menjelang Natal dan Tahun Baru, Garuda Pastikan tidak Ada Kenaikan Harga Tiket