Harga Tiket Pesawat Turun, Semoga Bukan Hanya Skema Diskon
jpnn.com, BALIKPAPAN - Dewan Penasihat Asosiasi of the Indonesian Tours & Travel (Asita) Kalimantan Timur Eddy Yusuf Assainar mengatakan, mahalnya tiket pesawat yang terjadi sejak November 2018 membuat omzet biro perjalanan anjlok.
"Dibandingkan tahun lalu turunnya 10-15 persen. Ada yang sampai 20 persen. Terutama kunjungan domestik banyak yang kurang. Apalagi sekarang ini yang kami jual mayoritas paket wisata," katanya, Jumat (21/6).
Dia menyampaikan, pihaknya sangat menunggu turunnya harga tiket pesawat.
BACA JUGA: Dilema Bisnis Pertamini: Ilegal, Tetapi Dibutuhkan Masyarakat
Pasalnya, sebelumnya pemerintah hanya mengimbau, tetapi maskapai tidak menggubris.
“Mereka turunkan, tetapi dengan skema diskon. Semoga yang sekarang ini serius. Tidak menjadi angin lewat saja,” katanya.
Harapan yang sama juga diungkapkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan Sahmal Ruhip.
Dia mengatakan, industri perhotelan turut terkena dampak dari melambungnya harga tiket pesawat yang mencapai 20 persen.
Dewan Penasihat Asosiasi of the Indonesian Tours & Travel (Asita) Kalimantan Timur Eddy Yusuf Assainar mengatakan, mahalnya tiket pesawat yang terjadi sejak November 2018 membuat omzet biro perjalanan anjlok.
- Imbas PPN 12 Persen, Harga Tarif Pesawat Bakal Turun 10 Persen
- Kabar Baik, Harga Tiket Garuda Siap Turun, Catat Syarat & Ketentuannya
- Mulai Desember 2024, Garuda Indonesia Bakal Turunkan Harga Tiket Rute Domestik
- Pertamina Patra Niaga Siap Dukung Kebijakan Harga Khusus Avtur Nataru di 19 Bandara
- Libur Nataru, Pemerintah Bakal Segera Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Menjelang Natal dan Tahun Baru, Garuda Pastikan tidak Ada Kenaikan Harga Tiket