Harga Tiket
Oleh Dahlan Iskan
Apalagi sektor yang menguntungkan justru yang dalam negeri.
Kalau perlu pesawat-pesawat kecil MAS dikirim ke Jakarta. Untuk memperkuat armada domestik Garuda.
Waktu itu MAS belum kehilangan dua pesawat besarnya. Dua-duanya Boeing 777.
Yang satu kena mortir di atas Ukraina. Satunya lagi hilang arah. Entah ke mana. Setelah take off dari Kuala Lumpur. Yang tujuan awalnya ke Beijing. Pun sampai sekarang belum ditemukan.
Waktu itu MAS juga belum begitu kalah di domestiknya. Belum seperti sekarang. Ketika Air Asia dan Lion Malindo menghabisinya.
Kami pun sepakat untuk meneruskan penjajagan itu. Namun waktu tidak cukup lagi. Berakhir begitu saja.
MAS sebenarnya juga terus berusaha bersaing. Bikin anak perusahaan: MASwing. Menggunakan pesawat kecil, ATR, baling-baling. Untuk bersaing dengan Air Asia dan Lion. Waktu ke Sabah, misalnya, saya selalu naik MASwings.
Pernah juga MAS go public. Masuk pasar modal. Agar dapat dana segar. Untuk mengurangi utangnya. Juga untuk membuat manajemennya lebih profesional.