Harga Vaksin Gotong Royong Kemahalan, Perusahaan Ogah Berpartisipasi
jpnn.com, TANGERANG - Perusahaan di Kota Tangerang, Banten, menolak vaksin gotong royong dengan alasan harganya yang terlalu mahal.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Tangerang Ismail mengatakan harga vaksin yang cukup mahal memberatkan perusahaan.
“Awalnya banyak yang berpartisipasi untuk membeli vaksin tersebut ke Kadin Pusat. Tetapi setelah tahu harganya, banyak yang membatalkan. Hanya empat perusahaan di Kota Tangerang yang mau membeli vaksin tersebut untuk karyawannya,” ungkap dia, dilansir dari Tangerang Ekspres, Rabu (26/5).
Ismail menuturkan setiap perusahaan mendapat kuota 5.000 vaksin.
Tetapi karena harga yang ditawarkan dinilai mahal, banyak perusahaan yang membatalkan memesan vaksin gotong royong.
“Perusahan harus merogoh kocek hingga Rp 1 juta untuk satu karyawan yang divaksin dengan dua gelombang. Jumlah itu, kalkulasi dari vaksinator Rp 125 ribu dan vaksin Sinovac Rp 375 ribu dikali dua kali. Makanya banyak perusahaan di Kota Tangerang tidak mau berpartisipasi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Disnaker Kota Tangerang Rakhmansyah mengatakan perusahaan di Kota Tangerang wajib memberikan vaksin kepada seluruh karyawannya.
Bahkan Disnaker sudah mengeluarkan surat imbauan untuk perusahaan menggelar vaksinasi Covid-19.
Vaksin gotong royong banyak ditolak perusahaan di daerah ini. Alasannya harga yang terlalu mahal sehingga memberatkan perusahaan.
- Kasus Dengue Meningkat, Kemenkes dan Takeda Gencarkan Upaya Pencegahan
- Peran Pemda & Masyarakat Penting untuk Mencapai Nol Kematian Akibat Dengue 2030
- Angka Rabies di Bali Masih Tertinggi di Indonesia Meski Vaksinasi Sudah Dilakukan
- Sebagian Besar Kasus Hepatitis Tidak Terdiagnosis, Deteksi Dini Penting Dilakukan
- WHO Tak Mendukung Vaksinasi Massal untuk Lawan Cacar Monyet
- Cegah DBD Berulang Melalui Gerakan 3M Plus dan Vaksinasi