Hari-Hari Hamil Tua di Pabrik Gula
Senin, 07 Mei 2012 – 01:10 WIB
Tentu jaminan rendemen minimal itu tidak boleh berdampak buruk. Misalnya, petani menanam tebu secara sembarangan. Toh sudah dijamin rendemennya tidak rendah. Memang hal itu mungkin saja terjadi. Tapi, manajemen pabrik tidak akan bodoh. Pabrik akan lebih rajin melakukan tes.
Tebu yang akan ditebang dites dulu untuk melihat rendemennya. Kini sudah ada alat sederhana yang bisa dipakai pabrik untuk melihat rendemen tebu yang akan ditebang.
Rendemen memang persoalan sentral. Tebu yang ditanam tanpa mengikuti standar penanaman yang baik tidak akan bisa menghasilkan gula dengan rendemen tinggi. Ini sesuai dengan prinsip bahwa gula itu bukan dibuat di pabrik gula, melainkan dibuat di ladang tebu.
Sebaliknya, jangan sampai terjadi, tebu yang baik tidak menghasilkan rendemen tinggi gara-gara pabriknya tidak efisien. Dengan kata lain, sikap fair pabrik gula sangat diperlukan oleh petani tebu. Termasuk jangan sampai terjadi tebang pilih.
Jangan sampai manajemen pabrik sengaja memilih kebun-kebun milik kerabatnya untuk ditebang pada puncak pembentukan rendemen gula. Sedangkan milik petani yang tidak punya koneksi ditebang agak awal (saat kadar gula dalam tebu belum tinggi) atau ditebang agak akhir (ketika kadar gula dalam tebu mulai menurun).
HARI-hari ini situasi pabrik gula kita seperti menghadapi istri yang lagi hamil tua. Musim giling sudah di depan mata. Pertaruhan sedang dibuat:
BERITA TERKAIT