Hari-Hari Terakhir Amrozi Cs Menjelang Eksekusi
Istri Tak Datang, Kiriman Surat dan Sarung Tak Sampai
Sabtu, 08 November 2008 – 02:32 WIB
Sebagian permintaan ’’terakhir’’ itu terungkap beberapa hari kemudian. ’’Kedua kakak saya (Mukhlas-Amrozi) meminta saya agar membawa istri-istrinya ke Nusakambangan,’’ kata Ali Fauzi, adik kandung Mukhlas dan Amrozi, yang tinggal di Tenggulun, Lamongan. Sayang, keinginan keduanya tak pernah terpenuhi. Ali Fauzi memang telah mengumpulkan para kakak ipar tersebut, namun izin kunjungan terakhir yang diharapkan keluarga tak kunjung diteken.
Kabarnya, izin kunjungan tersebut tak kunjung datang karena masalah keamanan. Menurut seorang sumber di Jakarta, pihak keamanan khawatir pertemuan terakhir tersebut dijadikan momen Amrozi cs untuk memberikan ’’perintah’’ perlawanan. ’’Siapa yang bisa menjamin. Kalau dia menitipkan pesan-pesan perlawanan ke keluarga, kami khawatir terjadi radikalisasi massa,’’ kata seorang sumber.
Kekhawatiran tersebut memang beralasan. Sebagai mantan pentolan Jamaah Islamiyah (JI) di Asia Tenggara, pengaruh Ali Ghufron alias Ustad Mukhlas –pernah mengajar di madrasah Johor Bahru, Malaysia– tentu masih kuat di kalangan para aktivis Islam radikal.
Belum lagi fakta bahwa Mukhlas dikenal dekat dengan Usamah bin Ladin, orang nomor satu di Al Qaidah. Maklum, keduanya kenal sejak 1986 dan sempat bahu-membahu membantu Mujahidin dalam perang melawan Najibullah, rezim Afghanistan yang disokong Uni Soviet. Ada cerita menarik saat ketiganya akan dikunjungi kerabat dan Tim Pengacara Muslim (TPM) pada Senin (3/11).
HINGGA menjelang eksekusi, ketiga terpidana mati pelaku bom Bali, yakni Amrozi, Imam Samudra, dan Mukhlas alias Ali Ghufron, berharap bertemu dengan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408