Hari ke-19 Invasi, Erdogan Masih Klaim Bisa Mendamaikan Rusia dan Ukraina
jpnn.com, ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Kanselir Jerman Olaf Scholz berdiskusi terkait invasi Rusia di Ukraina yang telah memasuki hari ke-19.
Kedua negara itu berupaya untuk mewujudkan gencatan senjata.
Turki sebagai anggota NATO yang berbatasan dengan Rusia dan Ukraina di Laut Hitam memiliki hubungan baik dengan kedua negara yang berkonflik.
Dengan begitu, Erdogan menyuarakan dukungan untuk Ukraina tetapi menentang sanksi terhadap Rusia.
"Selain hubungan bilateral, pertukaran pandangan ini diharapkan bisa memunculkan isu-isu regional dan internasional, terutama hubungan Ukraina dan Turki-Uni Eropa," kata Kantor Kepresidenan Turki, dikutip dari Reuters, Senin (14/3).
Pemerintah Turki mengaku siap memfasilitasi negosiasi damai antara Ukraina dan Rusia dengan syarat gencatan senjata dan operasi koridor kemanusiaan.
Saat ini, masih ada warga Turki yang terjebak di kota-kota yang terkepung pasukan Rusia.
Untuk itu, pemerintah Turki meminta bantuan Rusia untuk mengevakuasi warganya sambil mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Ukraina. (mcr9/jpnn)
Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Kanselir Jerman Olaf Scholz berdiskusi terkait invasi Rusia di Ukraina.
Redaktur : Adil
Reporter : Dea Hardianingsih
- Gegara Puluhan Ribu Video, Rusia Ancam Google - YouTube
- Eskalasi Ketahanan Nasional dengan Angkatan Siber Adalah Keniscayaan
- Demi Kemerdekaan, Serbia Ogah Bergabung dengan NATO
- Telepon Presiden Israel, Erdogan Tegaskan Komitmen Turki Memperkuat Hubungan
- Pemilu di Depan Mata, Presiden Erdogan Tebar Janji Manis di Lokasi Gempa
- Presidensi G20 Indonesia Dorong Penyelesaian Substansi Leaders’ Declaration