Hari Lahir Pancasila di Bulan Puasa, Perkuat Implementasi Nilai-Nilai Kebangsaan

Hari Lahir Pancasila di Bulan Puasa, Perkuat Implementasi Nilai-Nilai Kebangsaan
Sesjen MPR RI Ma'ruf Cahyono. Foto: istimewa

Pertama kita berusaha mengenang dan merefleksikan momentum sejarah di mana pendiri bangsa berhasil menggali nilai-nilai fundamental bangsa Indonesia sebagai dasar negara sehingga nusantara yang beragam dapat bersatu dan menyatu sebagai satu bangsa.

Ma’ruf Cahyono lebih lanjut dalam sambutan itu menuturkan, sebagai bangsa besar kita tidak akan meninggalkan sejarah, apa yang oleh Bung Karno pernah disebut “JAS MERAH”.

Untuk menghormati jasa pendiri bangsa sekaligus meneguhkan komitmen terhadap ideologi negara itulah kita memperingati hari kelahiran Pancasila sebagai salah satu kebanggaan nasional (national pride).

Dipaparkan, peringatan hari kelahiran Pancasila 1 Juni bukan sesuatu yang terpisah dari momentum perumusan “Piagam Jakarta” oleh “panitia kecil” tanggal 22 Juni dan pengesahan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 18 Agustus 1945.

Jadi 3 peristiwa penting tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan demikian, kita harapkan perdebatan tentang kelahiran Pancasila sudah tidak diperlukan lagi.

Yang diperlukan mulai saat ini adalah bagaimana kita semua mengamalkan dan mengamankan Pancasila secara simultan dan terus menerus.

Kedua, dengan merayakan hari kelahiran Pancasila kita bangun kebersamaan dan harapan untuk menyongsong kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

Pancasila sebagai “/eitstars dinamis”, bintang penuntun mengandung visi dan misi negara yang memberikan orientasi, arah perjuangan dan pembangunan bangsa ke depan.

Pancasila sebagai suatu keyakinan dan pendirian yang asasi harus terus diperjuangkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News