Hari Paling Berdarah, 100 Tewas di Syria

Liga Arab-Barat Desak PBB Minta Assad Mundur

Hari Paling Berdarah, 100 Tewas di Syria
Hari Paling Berdarah, 100 Tewas di Syria
Bertambahnya jumlah warga sipil yang tewas di tangan pasukan pemerintah itu membuat oposisi Syria berang. Kemarin Dewan Nasional Syria (SNC) menyerukan aksi akbar untuk memprotes rezim Assad. Ajakan untuk terlibat dalam aksi damai bertajuk "Hari Duka dan Amarah" itu pun disebarluaskan lewat Facebook. Nantinya, aksi tersebut diwujudkan lewat doa bersama di masjid dan gereja.

"Rezim (Assad) membantai sekitar 100 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, di berbagai wilayah Syria. Mereka menggunakan tank dan senjata berat untuk menghancurkan permukiman warga," terang SNC. Dalam kesempatan itu, organisasi oposisi tersebut menyayangkan lambannya reaksi masyarakat internasional. Menurut SNC, masyarakat global tidak berbuat banyak untuk melindungi warga sipil Syria.

Meski begitu, SNC menegaskan bahwa oposisi akan terus melawan rezim Assad. "Sudah menjadi tugas kami untuk terus berjuang demi meraih kebebasan dan martabat. Apapun taruhannya, kami tidak akan pernah menyerah," tegas SNC. Organisasi oposisi terbesar itu menyayangkan Rusia dan Iran yang justru berpihak pada rezim Assad.

Sementara itu, Liga Arab dan negara-negara Barat yang berkumpul di markas PBB di New York, Amerika Serikat (AS), telah berhasil merumuskan resolusi untuk Syria. Draf resolusi yang beberapa waktu lalu dirancang Maroko itu disempurnakan dalam pertemuan tertutup kemarin. Kali ini, dirumuskan resolusi lebih tegas bagi Syria dan berpotensi membuahkan sanksi.

NICOSIA - Korban jiwa warga sipil terus berjatuhan di Syria. Sepanjang Senin lalu (30/1),  sedikitnya 100 nyawa dilaporkan melayang akibat bentrok

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News