Hari Paling Mematikan di New York, Corona Sangat Sadis!
jpnn.com, NEW YORK - Jumlah korban meninggal dunia akibat wabah virus corona COVID-19 di New York, Amerika Serikat, dalam 24 jam terakhir mencapai 731 orang.
Bisa dibilang, Senin (6/4) kemarin menjadi hari paling mematikan di New York selama pandemi COVID-19, meskipun Gubernur Andrew Cuomo mengatakan pasien rawat inap berjumlah ajek sehingga memberikan harapan untuk negara bagian yang paling terpukul itu.
Bahkan ketika jumlah kematian mencapai 5.489 di seluruh New York, Cuomo mengatakan kepada pers, Selasa, bahwa dia bekerja sama dengan para gubernur New Jersey dan Connecticut mengenai rencana memulai kembali kehidupan begitu krisis mereda.
Cuomo mengatakan bahwa penutupan bisnis dan sekolah serta langkah pembatasan jarak sosial berdampak yang diinginkan dan mendesak masyarakat untuk terus patuh khususnya karena Kota New York bersiap menghadapi kemungkinan puncak rawat inap pekan ini.
"Perilaku kita mempengaruhi jumlah kasus," kata Cuomo seperti dikutip Reuters, Rabu. "Jumlah kasus tidak turun dari surga."
Sebanyak 731 kematian baru pada Senin pekan ini menandai kenaikan dari 599 kematian baru sehari sebelumnya.
Sementara rawat inap baru hampir dua kali lipat menjadi 656, bertentangan dengan tren beberapa hari terakhir yang oleh Cuomo disebut sebagai kemungkinan menjadi ratanya kurva.
Tetapi Cuomo memperingatkan untuk tidak terlalu banyak membaca data harian dan menekankan rata-rata tiga hari yang masih menunjukkan tren penurunan tekanan terhadap rumah sakit-rumah sakit di New York.
Inilah hari paling mematikan di New York, di mana jumlah kematian akibat virus corona COVID-19 yang sangat banyak.
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat
- Prabowo Bertemu Joe Biden, Bahas Situasi di Gaza