Hari Pers Nasional, Wartawan Diminta Tak Bela KPK
Kamis, 09 Februari 2012 – 20:02 WIB
Syarifuddin meyakini pemberian itu lebih tepat sebagai gratifikasi karena tak terkait dengan perkara yang ditangani. "Tapi saya dianggap menerima suap karena tertangkap tangan," kilahnya.
Sementara tim penasihat hukum Syarifuddin saat membacakan pledoi menyatakan bahwa sesuai fakta di persidangan ternyata dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK sama sekali tidak terbukti. Tim penasihat hukum menyebut Syarifuddin tidak pernah menyetujui permintaan kurator Puguh Wirawan untuk memberi persetujuan atas atas penjualan asset boedel pailit PT Sky Camping Indonesia (SCI) menjadi non-boedel. Yaitu aset berupa tanah seluas 19.550 meter persegi di kawasan Tambun, Bekasi, Jawa Barat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Syarifuddin dituntut dengan hukuman 20 tahun penjara lantaran diyakini telah terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan pertama. Yakni menerima uang Rp 250 juta dari kurator Puguh Wirawan, sebagai pelicin untuk persetujuan penjualan asset boedel pailit PT SCI menjadi non-boedel.
Ancaman 20 tahun penjara itu tertera dalam pasal yang dijadikan dakwaan primair, yaitu karena Syarifuddin melanggar pasal 12 huruf a juncto pasal 18 ayat (1) huruf a UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001.(ara/jpnn)
JAKARTA - Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang didakwa menerima suap, Syarifuddin, berharap tidak dihakimi oleh pemberitaan. Syarifuddin
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Teruntuk Jenderal Listyo Sigit, Anda Dicap Terlibat Merusak Demokrasi di Indonesia
- Kasus Korupsi di Kemenhub, KPK Menahan 3 Ketua Pokja Proyek DJKA
- Parcok Cawe-Cawe di Pilkada, Deddy PDIP Serukan Copot Jenderal Listyo
- KSAD Jenderal Maruli: Lulusan Seskoad Harus Mampu Mengemban Tugas Masa Depan
- Barang Hasil Penindakan di 3 Wilayah Ini Dimusnahkan Bea Cukai, Berikut Perinciannya
- Terima JAM Intel Kejagung, Mendes Yandri Ingin Perkuat Pengawasan Dana Desa