Hari Santri, Gus Yahya Beri 4 Saran Agar Pesantren Hidup di Tengah Pandemi
jpnn.com, JAKARTA - Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf memberikan empat saran agar kegiatan belajar mengajar di pesantren kembali dilakukan seperti dahulu. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.
"Jadi, vaksinasi prioritas sehingga mereka punya ketahanan untuk kembali tinggal bersama di pesantren," kata Yahya Cholil Staquf dalam webinar Hari Santri Nasional 2021: Tetap Menyantri di Masa Pandemi, yang diselenggarakan JPNN.com, Kamis (21/10).
Kedua, kata Gus Yahya -panggilan akrab Yahya Cholil Staquf- pemerintah juga perlu untuk memberikan akses ke fasilitas perawatan.
Dia mengingatkan mayoritas pesantren memiliki infrastruktur yang minimal. Oleh karena itu, fasilitas perawatan merupakan hal penting untuk menunjang terlaksananya kegiatan belajar mengajar tatap muka.
"Perlu adanya bantuan dorongan supaya mereka dapat tambahan akses kepada fasilitas-fasilitas perawatan kesehatan apabila terjadi kasus penularan," ucap Gus Yahya.
Ketiga, pemerintah perlu memberikan edukasi kepada kiai, santri, dan masyarakat di sekitar pesantren untuk mengetahui informasi bagaimana menolong diri sendiri apabila terinfeksi virus Covid-19. Itu penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Keempat, Gus Yahya menyarankan pemerintah juga perlu menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung mereka yang belajar dan hidup pesantren setelah mendapatkan informasi menolong diri sendiri.
Sebab, katanya, akan sia-sia apabila informasi menolong diri sendiri tanpa adanya akses yang mudah dan dekat.
Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memberikan empat saran agar santri bisa kembali belajar di pesantren meski pandemi.
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO
- Pemilik Ponpes di Jaktim Diduga Sodomi Santri, Sahroni Geram
- Ada Diskon Hingga 20 Persen untuk Pelayanan Kesehatan di inHarmony Tower
- Ketum PBNU Minta PSN PIK 2 Dikaji Ulang, Ini Alasannya
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak
- Pimpinan Pesantren di Lombok Tengah Diduga Setubuhi 5 Santriwati