Harimau Lapar

Oleh: Dahlan Iskan

Harimau Lapar
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Pesantren itu kecil sekali. Santrinya hanya 57 orang. Semua santri adalah anak pekerja ilegal dari Indonesia.

Anak seperti itu tidak bisa sekolah di sana. Tidak diterima. Lalu di antara yang ilegal itu bikin lembaga pendidikan informal.

Hermawan tidur di pesantren itu. Seadanya. Dia ingin berbagi kebahagiaan dengan anak yang hidupnya sulit. Itulah gaya Hermawan berulang tahun. Selalu begitu.

Kapan itu dia memperingati ulang tahun dengan cara bermalam di dalam penjara.

Di usianya yang 77, di saat praktik marketing sudah berubah, Hermawan dan MarkPlus-nya masih tetap menjadi daya tarik: lebih 3.000 orang marketing kumpul bersamanya kemarin. Sehari penuh.

Kumpul orang marketing sebanyak itu rasanya seperti kumpul harimau –yang semuanya lapar.(*)


Berita Selanjutnya:
Walk Out

Secara marketing, naiknya pasar kelas bawah lebih mudah disikapi. Mengubah produk untuk kelas menengah menjadi untuk kelas bawah tinggal menurunkan harga.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi, M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News