Haris Azhar Beberkan Alasan Aksi Rasisme Masih Terjadi di Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar menyebut karakter penegakan hukum di Indonesia yang tidak baik, membuat aksi rasisme seperti yang dilakukan Permadi Arya atau Abu Janda kepada Natalius Pigai masih terjadi.
Menurutnya, penegakan hukum di Indonesia masih digunakan sebagai alat mengintimidasi dan menyasar ke kelompok yang dianggap bukan bagian dari penguasa.
"Itu saya sebutnya penegakan hukum yang diskriminatif," kata Haris dalam program Ngompol JPNN.com, Minggu (21/2).
"Jadi penegakan hukum bukan dilakukan dengan tujuan tepat, bukan karena prosedur tepat, dan tidak ada skala prioritas," beber mantan koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) itu.
Karakter penegakan hukum tersebut, lanjutnya, membuat beberapa kelompok merasa melampaui orang lain.
Terlebih lagi ketika kelompok itu merasa menjadi pembela penguasa dan memiliki banyak pengikut di media sosial.
Dari situ, ujar Haris, aksi rasisme, doxing atau menyebarkan data pribadi ke khalayak hingga korupsi menjadi subur.
"Jadi seolah bisa semena-mena dan bisa buat apa saja, akhirnya bertindak buruk ke orang lain. Salah satu bentuknya rasisme atau misalnya doxing," beber dia. (ast/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Haris Azhar menyebut karakter penegakan hukum di Indonesia yang tidak baik, membuat aksi rasisme seperti yang dilakukan Abu Janda kepada Natalius Pigai, masih terjadi.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Revisi KUHAP, Superioritas Penyidikan Menghilangkan Pengawasan & Pemenuhan Hak Tersangka
- Kasus Sengketa Lahan Berlarut, Haris Azhar Surati Kapolri
- RUU KUHAP Diminta Kedepankan Prinsip Check and Balance
- Haris Azhar Desak Bahlil Diaudit, Diduga Biarkan Tambang Ilegal PT GPU di Muba
- Haris Azhar Sebut Polri dan Kementerian ESDM Melindungi Tambang Ilegal di Muba
- PT SKB Menang Lagi, Haris Azhar Desak Praktik Tambang Ilegal di Muba Ini Dihentikan