Harkat dan Martabat PKS Terusik?
Rabu, 13 Mei 2009 – 20:57 WIB
Khusus untuk PKS, Iberamsjah yakin betul bahwa dalam hitungan jam ke depan, parpol ini akan mengeluarkan keputusan yang sesuai dengan ideologi partainya, karena cara-cara SBY dalam mengambil keputusan sudah mengesampingkan aspek musyawarah dan mufakat.
Baca Juga:
"Bangsa ini mencatat, meski PKS berkoalisi dengan Partai Demokrat dalam Pilpres 2004 lalu, tapi terhadap beberapa kebijakan SBY yang mereka yakini tidak menguntungkan bangsa Indonesia, PKS tetap mengkritisi pemerintah. Dan saya yakin, keputusan SBY mengambil Boediono juga akan disikapi oleh PKS. Caranya, PKS keluar dari koalisi," tegas Iberamsjah.
Dia juga merasa ada sesuatu yang aneh dengan keputusan SBY mengambil Boediono sebagai cawapres dan sama sekali tidak mengakomodir masukan dari parpol peserta koalisi. Oleh karena itu menurutnya, PKS harus jadi partai terdepan dalam mengusung pasangan nasionalis-Islam. "PKS harus membuktikan konsistensinya dengan mencari partner koalisi nasionalis lainnya," ujar Iberamsjah.
Menurut Iberamsjah, PKS bisa saja mencoba komunikasi dengan Prabowo, sebab pasangan Prabowo-Hidayat Nur Wahid cukup punya nilai jual dan setara untuk bersaing dengan SBY. "Mereka harus melakukan hal ini jika mereka tidak mau dianggap partai abal-abal yang tidak konsisten," sarannya.
JAKARTA - Jika benar incumbent Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memilih Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono untuk mendampinginya sebagai calon wakil
BERITA TERKAIT
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Akun Medsos PJ Bupati Temanggung Diserang Warganet: Stop Cawe-Cawe
- 3 Pejabat di Banggai Diduga Langgar Aturan Netralitas ASN, Gakkumdu Ancam Jemput Paksa
- Aktivis Dorong Semua Pihak Mewujudkan Pilkada Maluku Utara Aman dan Nyaman
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada