Harlah ke-95 NU, Adi Singgung Semangat Arek-arek Suroboyo Melawan Sekutu
jpnn.com, SURABAYA - DPC PDIP Kota Surabaya, Jatim, menyatakan peringatan Harlah ke-95 Nahdlatul Ulama (NU) kali ini adalah momentum memperkuat kolaborasi kalangan santri dan nasionalis agar bisa melewati pandemi COVID-19.
"Kami dari PDIP Surabaya turut berbahagia dengan momentum hari lahir NU. Semoga NU terus berjaya, diridhai Tuhan Yang Maha Kuasa dalam khidmahnya menyebarkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan meneguhkan komitmen kebangsaan," ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya Adi Sutarwijono di Surabaya, Minggu (31/1).
Adi mengatakan, dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang telah berdampak pada berbagai sektor kehidupan rakyat, dibutuhkan kerja gotong royong antara berbagai elemen bangsa, termasuk dari kalangan santri dan nasionalis.
Dikatakan, dalam berbagai lintasan sejarah, berkali-kali tantangan zaman berhasil dilewati republik ini karena bersatu padunya santri dan nasionalis.
Demikian pula agar bisa melewati pandemi COVID-19 dengan baik, gotong royong kaum santri dan nasionalis adalah keharusan.
"Santri dan nasionalis, nasionalis dan santri, adalah dua fondasi yang mengokohkan bangsa kita," kata Adi yang juga ketua DPRD Surabaya.
Adi menambahkan, Bung Karno dan pendiri NU KH Hasyim Asyari adalah dua tokoh yang selalu seirama sebagai representasi kaum nasionalis dann santri.
"Bung Karno, seorang pemimpin nasionalis, adalah presiden pertama di dunia yang mengutip ayat Al-Qur’an di Sidang Umum PBB 1960," ujarnya.
Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono menyampaikan pernyataan terkait Harlah ke-95 Nahdlatul Ulama atau NU.
- Ditetapkan Tersangka oleh KPK, Hasto Memahami Risiko Bersuara Kritis
- PDIP Fokus Persiapkan Langkah Hukum untuk Hasto Kristiyanto
- Balita Terseret Arus di Surabaya Belum Ditemukan
- Penetapan Tersangka Hasto Bernuansa Kriminalisasi, Pernyataan Ketua KPK Buktinya
- Hasto Tersangka Seminggu setelah Jokowi Dipecat PDIP, Apa Kaitannya?
- Bendungan Hasto