Harmoni Beragama dalam 'War Takjil': Menjalin Toleransi di Antara Umat Beragama
Oleh: Bakti Abdillah Putra

jpnn.com - RAMADAN 1445 H kali ini menjadi sebuah momentum tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Semaraknya warga dalam mengumpulkan kudapan atau yang selama ini dikenal dengan sebutan ‘takjil’ sangat dinantikan sebelum berbuka puasa.
Pada hakikatnya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil memiliki makna 'mempercepat (dalam berbuka puasa)'.
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW bahwa untuk selalu menjadi baik, manusia harus mempercepat untuk berbuka puasa.
Namun, istilah ‘takjil’ saat ini telah mengalami pergeseran makna.
‘Takjil’ saat ini lebih dikenal sebagai makanan ringan yang dijajakan sebagai pembuka ketika berbuka puasa.
Ada banyak makanan ringan yang tergolong dalam ‘takjil’, antara lain gorengan, kue, minuman manis, dan lain sebagainya.
Karena ringan dan tidak terlalu mengenyangkan, makanan yang disebut ‘takjil’ ini sangat cepat untuk dikonsumsi sekaligus cepat habis ketersediannya.
Fenomena 'War Takjil' justru menjadi pemersatu masyarakat Indonesia untuk turut menjaga keberagaman dan toleransi antarumat beragama
- Prediksi BI, Ritel Tumbuh 8,3% saat Ramadan & Idulfitri
- Pengguna MyPertamina Meningkat Pada Periode Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025
- Resmikan Kelenteng Wie Tien Bio, Herman Deru: Jaga Kerukunan Antarumat Beragama di Sumsel
- Cerita Bahagia Artis Ira Siedhranata Pulang ke Tanah Kelahiran, Tebar Kebaikan di Ramadan
- Pemprov DKI Sebut Omzet Pedagang UMKM Naik Saat Ramadan, Turun Ketika Lebaran
- Pemudik Diimbau Pulang Lebih Awal Hindari Puncak Arus Balik, Manfaatkan Diskon Tol