Harmoni Beragama dalam 'War Takjil': Menjalin Toleransi di Antara Umat Beragama
Oleh: Bakti Abdillah Putra

jpnn.com - RAMADAN 1445 H kali ini menjadi sebuah momentum tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Semaraknya warga dalam mengumpulkan kudapan atau yang selama ini dikenal dengan sebutan ‘takjil’ sangat dinantikan sebelum berbuka puasa.
Pada hakikatnya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil memiliki makna 'mempercepat (dalam berbuka puasa)'.
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW bahwa untuk selalu menjadi baik, manusia harus mempercepat untuk berbuka puasa.
Namun, istilah ‘takjil’ saat ini telah mengalami pergeseran makna.
‘Takjil’ saat ini lebih dikenal sebagai makanan ringan yang dijajakan sebagai pembuka ketika berbuka puasa.
Ada banyak makanan ringan yang tergolong dalam ‘takjil’, antara lain gorengan, kue, minuman manis, dan lain sebagainya.
Karena ringan dan tidak terlalu mengenyangkan, makanan yang disebut ‘takjil’ ini sangat cepat untuk dikonsumsi sekaligus cepat habis ketersediannya.
Fenomena 'War Takjil' justru menjadi pemersatu masyarakat Indonesia untuk turut menjaga keberagaman dan toleransi antarumat beragama
- BNI Beri Takjil Hingga Pengobatan Gratis di Pelabuhan Tanjung Perak
- Bank Mandiri Hadirkan Posko Layanan untuk Pemudik, Catat Lokasinya!
- Gandeng UMKM, Pelindo Solusi Logistik Tebar Keberkahan di Ramadan
- Alfamidi Gelar Mudik Gratis 2025, Berangkatkan 1.200 Pemudik ke Kampung Halaman
- Keraton Surakarta Hadiningrat Salurkan Zakat Fitrah untuk 950 Abdi Dalem
- Puncak Arus Mudik Jateng Diprediksi Sabtu Pagi, Gubernur Luthfi Minta Pemudik Waspada