Harmonisnya Warga di Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste

Tanpa Paspor, Kunjungi Keluarga Lewat Jalan Tikus

Harmonisnya Warga di Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste
DAMAI di Perbatasan : Canda dan obrolan penuh kekeluargaan terjalin antara anggota TNI penjaga perbatasan di Desa Napan, Kabupaten Timor Tengah Utara dengan Polisi Perbatasan Timor Leste. Mereka saling mengunjungi dan bersilaturahmi setiap pergantian petugas jaga untuk periode tertentu. Tanpak Pratu Wayan Junaidi dari Yonif 744 Udayana berbincang dengan Agenti Cheefe (setara Sersan kepala) Abilio Coi anggota Polisi Timor Leste, di Posko Bukit Oemanu yang masuk wilayah Timor Leste . Foto : Boy Slamet/ Jawa Pos

Dia menjelaskan, di antara 1.036 jiwa warganya, 507 warga adalah eks penduduk Timor Timur yang bergabung dengan WNI. Sebagian besar warga Desa Napan memiliki kerabat di Timor Leste. Yang menarik, sebagian besar di antara mereka tak memiliki paspor.

Nah, untuk menyiasati aturan itu, mereka memilih lewat jalan pintas atau jalan tikus dengan menembus hutan dan perbukitan. "Mau bagaimana lagi. Warga di sini (Desa Napan, Red) rata-rata tak memiliki paspor," kata Yohanis.

Warga di sana sudah terbiasa memasuki wilayah Timor Leste. Salah satu faktornya adalah hewan ternak. Ternak milik warga Desa Napan kerap "jalan-jalan" hingga masuk wilayah Timor Leste. "Jika sudah sore, baru kami cari. Pasti nyarinya ke Tilos (Timor Leste, Red)," tutur lelaki tiga anak itu.

Yohanis mengaku tidak pernah ada masalah terkait hubungan warga dua negara. Yang menjadi masalah adalah penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) dan sembako. Beberapa SPBU di Kabupaten TTU kerap kehabisan BBM. Usut punya usut, hal itu dipicu oleh penyelundupan ke wilayah Timor Leste.

Lepasnya Provinsi Timor Timur dari Indonesia pada 1999 membuat warga di sana terbelah. Ada yang tetap menjadi WNI, ada juga yang memilih hijrah ke

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News