Harry A Poeze, 4 Dasawarsa Memecahkan Misteri Tan Malaka
Belum Berniat Berhenti Meneliti, Selalu Bertemu Misteri Baru
Rabu, 08 Desember 2010 – 04:04 WIB
Selain itu, sumber dari kalangan militer yang menjadi eksekutor atas Tan Malaka juga memilih bungkam. "Terutama dari eks-Brawijaya (Bataliyon di Jawa Timur) karena kekhawatiran akan adanya balas dendam dari pengikut Tan Malaka. Waktu Tan Malaka dieksekusi di lereng Gunung Wilis pada 1948, masih banyak pengikutnya dari Partai Murba yang baru saja didirikan," papar Harry.
Belum lagi, sikap pemerintahan Orde Baru yang "mengharamkan" sosok Tan Malaka membuat Harry kesulitan saat melakukan riset lanjutan. Gelar pahlawan yang disandang Tan Malaka ternyata tak membuat pemerintahan Orde Baru menempatkan Tan Malaka sebagai sosok istimewa.
Harry memang tidak masuk dalam daftar cekal dan dilarang masuk Indonesia. Namun tetap saja halangan ditemuinya di lapangan ketika berusaha menemui sumber-sumber utama dalam meneliti Tan Malaka.
Misalnya, ketika Harry berkunjung ke kampung halaman Tan Malaka di Pandan Gadang, Sumatera Barat tahun 1976. Waktu itu, tuturnya, akses transportasi ke Pandan Gadang begitu sulit karena jalanan yang buruk. Bahkan Harry harus menyewa ojek untuk mengantarkannya ke rumah Tan Malaka.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408