Harry A Poeze, 4 Dasawarsa Memecahkan Misteri Tan Malaka
Belum Berniat Berhenti Meneliti, Selalu Bertemu Misteri Baru
Rabu, 08 Desember 2010 – 04:04 WIB
Pandan Gadang seolah-olah memang diisolasi oleh pemerintah Orde Baru. "Saya dan istri saya dicegat dua orang polisi. Mereka melarang kita masuk ke Pandan Gadang. Saya pura-pura tak bisa berbahasa Indonesia dan mengaku sekedar tourist yang ingin berwisata. Beruntung karena membawa istri, akhirnya saya lolos ke Pandan Gadang untuk melakukan penelitian," kenangnya.
Karenanya pula Harry merasa tak heran ketika buku karangannya yang berjudul "Tan Malaka: Pergulatan Menuju Republik" dilarang pemerintah Orde Baru. Tapi larangan itu seolah justru mendongkrak nama Tan Malaka maupun Harry sebagai penulisnya.
"Ada paradoks, buku saya itu dilarang zaman Orde Baru, tapi jadi populer karena dilarang. Karena pelarangan oleh pemrintah Indonesia, buku itu malah mendapat perhatian lebih besar dari publik," ulasnya.
Ketekunan Harry bertahun-tahun meriset Tan Malaka bukannya tanpa hasil. Namun setiap misteri terpecahkan, muncul lagi sebuah misteri baru.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408