Harry A Poeze, 4 Dasawarsa Memecahkan Misteri Tan Malaka

Belum Berniat Berhenti Meneliti, Selalu Bertemu Misteri Baru

Harry A Poeze, 4 Dasawarsa Memecahkan Misteri Tan Malaka
Harry A Poeze dengan bukunya tentang Tan Malaka. Foto : M Ramli/Jawa Pos

"Saya pernah terbantu dengan wartawan Jawa Pos yang ke Selopanggung dan meneruskan riset saya dengan tulisan untuk koran. Itu menjadi informasi baru. Itu salah satu yang membantu untuk memperkuat dugaan tentang lokasi kuburan Tan Malaka. Penulisnya adalah wartawan yang akan saya puji dalam edisi buku Tan Malaka nanti. Saya masih simpan korannya," sebutnya.

Lantas setelah 40 tahun meneliti Tan Malaka, apakah menjadikan Harry bersikap dan berideologi seperti tokoh yang ditelitinya? "Saya moderat, saya dulu aktif sebagai anggota Partai Sosial Demokrat di Belanda. Tapi sekarang sudah tidak ada waktu," ujar mantan anggota Dewan Kota Castricum, sekitar 20 kilometer dari Amsterdam. "Saya 11 tahun di Dewan Kota, termasuk menjadi pembantu Walikota," kenang Harry tentang kiprahnya sebagai politisi dalam kurun waktu 1971 hingga 1982.

Harry juga memilih hidup berumah tangga dan menetap di Castricum, tidak seperti Tan Malaka yang memilih tidak menikah demi mendukung sikap revolusionernya untuk memerdekakan bangsa. Soal alasan Tan Malaka tidak menikah, Harry menuturkan bahwa dalam kesehariannya tokoh sentral Partai Murba itu hanya memiliki dua stel pakaian, satu helm, dan satu buku catatan. "Agar gampang kalau sewaktu-waktu melarikan diri," ujarnya.

Tapi berbeda dengan tokoh yang ditelitinya, Harry kini adalah ayah dari dua anak dan seorang cucu bernama Bimo. Dari pernikahannya dengan wanita bernama Henny, Harry memiliki dua anak laki-laki. Salah satu anaknya menikahi perempuan asal Surabaya yang memiliki anak bernama Bimo. "Sekarang tingal di Harleem, tak jauh dari dulu tempat Tan Malaka tinggal di Belanda," ujarnya dengan nada bangga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News