Harry Aveling Profesor Penerjemah dari Australia Yang Cinta Sastra Indonesia
"Sastra Indonesia sangat menarik. Pribadi dan tulisannya bagus sekali. Sikap pemandangan terhadap dunia pun sedikit berbeda dengan orang Australia."
Tantangan selama 50 tahun
Suka duka seorang penerjemah sudah Harry alami selama lebih dari 50 tahun berkecimpung dalam dunia menerjemahkan karya sastra.
Salah satu tantangan yang Harry hadapi adalah kewajiban memahami budaya dari teks yang ia terjemahkan.
"Untuk menerjemahkan, kita harus mempelajari budaya di balik teks tersebut dengan baik. Misalnya, tentang budaya bersembahyang," kata Harry .
"Atau tentang panggilan 'ayahanda'. Kadang-kadang susah tahu kalau kata itu berarti ayah kandung atau hanya bentuk sopan santun."
Tantangan ini ia hadapi ketika menerjemahkan teks penulis berbahasa Jawa seperti Umar Kayam dan Arifin C. Noer di tengah keterbatasan alat bantu.
Photo: HarryAveling (ketiga dari kiri) lulus dari Universitas Sydney tahun 1962 dan mempelajari tiga mata kuliah yaitu Sastra Inggris, Sejarah dan Bahasa Indonesia.
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati