Harry Widianto, Sosok Penting Perekonstruksi 'Hobbit' dan 'Java Man'
Bisa Dibuat Lebih Ganteng tapi Terhambat Kaidah Ilmiah
Senin, 10 Desember 2012 – 08:32 WIB
Selama enam bulan penuh Harry dan Daynes bekerja, jadilah bentuk utuh manusia hobbit tersebut. Tentu saja, dia juga dibantu oleh peneliti paleoantropologi yang lain.
Karya Harry dan Daynes tersebut lantas ditempatkan di Musee de l Homme, Paris, Prancis. Harry menyebut rekaan Homo Floresiensis tersebut lantas disempurnakan lagi pada 2010. Harry juga menempatkan salah satu karya besar Daynes tersebut di Museum Sangiran.
Pada, 2010, dia bersama Daynes berusaha menyempurnakan itu. Dan kini Homo Floresiensis juga ditempatkan di Museum Sangiran. Berdiri di salah satu ruang, wajah Homo Floresiensis tampak menyeramkan.
Matanya cekung, rahang dan kening lebar, serta terlihat penuh bulu. Menurut Harry, karya itu setidaknya memberikan gambaran begitulah bentuk manusia purba Flores tersebut.
DI tangan Harry Widianto dan teman-teman, temuan Sangiran 17 "bermetamorfosis" dari fosil menjadi sosok manusia yang utuh, tinggi besar,
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala