Harta Karun Talaga Warna, Kota yang Hilang Di Tanah Sunda (1)

Harta Karun Talaga Warna, Kota yang Hilang Di Tanah Sunda (1)
Suasana di Talaga Warna, Puncak, Bogor. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Ikan Purba

Lagi asyik-asyiknya menyalurkan hobi fotografi, jepret sana jepret sini, tiba-tiba…pyuuuur!

Seekor ikan besar melompat di talaga itu. Kecipaknya mencuri perhatian. Tak hanya saya, C. Supandi seorang kawan seperjalanan pun demikian.

“Di talaga ini hidup dua ekor ikan purba. Besar. Warnanya merah dan hitam. Yang merah namanya Si Layung dan yang hitam namanya Si Tihul,” kata pria paruh baya yang banyak mempelajari sejarah dan legenda Tatar Pasundan.

Semasa mudanya, Bang Pandi-- demikian gout menyapanya--seorang penulis skenario film. Kabarnya, dia pernah kerja bareng Sjumandjaja, orang di balik layar film The Last Train, Yang Muda Yang Bercinta, Si Doel Anak Betawi dan sederet film-film berkaliber lainnya.

Menurut Supandi, kedua ikan tersebut sebetulnya jarang sekali menampakkan diri. 

"Menurut kepercayaan masyarakat, apabila ada yang melihat ikan tersebut berenang atau pun melompat ke permukaan, niscaya membawa keberuntungan," katanya. 

Oimak! Di balik air yang memancarkan kilauan cahaya itu, rupanya tersimpan sebuah legenda...

BILA puan dan tuan hendak ke Talaga Warna, rutenya sangatlah mudah. Tinggal memacu kendaraan ke kawasan Puncak, Bogor.  Sesampai di Puncak Pass,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News