Harta Susut, Mittal Terkaya di Inggris
Senin, 30 April 2012 – 09:03 WIB

Harta Susut, Mittal Terkaya di Inggris
LONDON - Resesi yang sedang membelit Eropa tidak berdampak pada kekayaan konglomerat di Inggris. Bahkan, berdasar survei tahunan Sunday Times Rich List, pundi-pundi harta orang kaya di Negeri Ratu Elizabeth II tersebut mencapai rekor tertinggi akhir tahun lalu. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, total kekayaan para miliarder di Inggris itu melonjak lipat dua. Itu berarti selama delapan tahun berturut-turut pria 61 tahun tersebut terus menduduki posisi puncak. Posisinya tak tergeser meski nilai kekayaannya susut 27 persen akhir tahun lalu akibat anjloknya harga saham perusahaan dan bisnis utamanya di sector baja lewat bendera ArcelorMittal.
Riset dan survei yang dilakukan koran ternama Sunday Times, seperti dikutip oleh Agence France-Presse kemarin (29/4), itu menunjukkan bahwa total kekayaan 1.000 orang terkaya di Inggris tahun lalu melonjak 4,7 persen menjadi GBP 414,26 miliar (sekitar Rp 6.131 triliun). Itu berarti total kekayaan mereka telah melampaui rekor yang tercatat pada 2008 sebelum terjadinya krisis keuangan. Padahal, angka pengangguran di Inggris tinggi dan pemerintah juga memangkas tajam anggaran.
Baca Juga:
Jumlah miliarder (billionaires) juga bertambah menjadi 77 orang. Taipan asal India, Lakshmi Mittal, yang dikenal sebagai raja besi, tetap bertahan di posisi teratas dengan kekayaan GBP 12,7 miliar (sekitar Rp 187,96 triliun).
Baca Juga:
LONDON - Resesi yang sedang membelit Eropa tidak berdampak pada kekayaan konglomerat di Inggris. Bahkan, berdasar survei tahunan Sunday Times Rich
BERITA TERKAIT
- Waka MPR Hidayat Nur Wahid: Netanyahu Lebih Pantas Ditangkap ICC Dibandingkan Duterte
- Bantah Israel, Trump Menjamin Warga Palestina Tak Akan Diusir dari Gaza
- Blokade Israel Memperburuk Situasi Kemanusiaan di Jalur Gaza
- Menlu China Minta Warga Jepang Setop Dukung Taiwan, Ungkit Dosa Era Perang Dunia II
- Pegawai Bandara Mogok Kerja, 3.400 Penerbangan Dibatalkan
- Menlu China Tolak Usulan Trump soal Gaza