Hartawan Setjadiningrat, Pengusaha dengan Koleksi 63 Mobil Antik
Yang Tertua Didapat dengan Menjebol Tembok
Sabtu, 03 Juli 2010 – 08:15 WIB
Mobil klasik pertama yang dibeli adalah Austin 7 keluaran 1937. Mobil itu milik lurah di kaki Gunung Sumbing, daerah Temanggung?Wonosobo. Mobil tersebut dijual Rp 1,7 juta pada 1980. "Kondisinya saat itu memprihatinkan. Bodinya terpisah dari mesin dan kaki-kakinya. Oleh pemiliknya, mobil tersebut dipakai mengangkat genset kecil," jelas Presdir PT Dasa Windu Agung, perusahaan pembuat interior mobil di Jakarta, tersebut.
Namun, di balik kondisinya yang memprihatinkan itu, mobil tersebut memiliki berbagai keunikan yang membuat Hauwke semakin penasaran. Dia pun makin bersemangat untuk berburu mobil-mobil kuno di berbagai daerah. Tak terkecuali opelet-opelet tua di Tangerang. Waktu itu, bangkai opelet yang bodinya dominan dari kayu masih murah, sekitar Rp 50 ribu.
Dia lalu mempekerjakan 10 makelar yang "dipersenjatai" handy talky (HT), kamera poket, dan sejumlah uang. Mereka disebar ke beberapa kota yang memiliki pabrik gula dan bekas penumpukan rempah-rempah pada masa penjajahan Belanda. Daerah-daerah itu diyakini menyimpan banyak mobil peninggalan Belanda yang sudah tidak terpakai.
Benar dugaan dia. Dalam sekejap, para pekerja Hauwke mampu mengumpulkan mobil kuno hingga 200 unit. Itu terjadi pada 1990. Tak heran, rumahnya yang seluas 2.000 meter persegi sampai tak mampu menampung mobil-mobil unik tersebut. "Saya sampai stres memikirkan mobil-mobil itu. Mau dikemanakan mobil-mobil itu," ujar pria 55 tahun asal Temanggung tersebut.
Di kalangan kolektor mobil kuno, nama Hartawan Setjadiningrat begitu populer. Selain memiliki koleksi mobil antik paling banyak di Jakarta, dia dikenal
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408