Harumnya Bisnis Domba dan Kambing

Harumnya Bisnis Domba dan Kambing
Mahir Alwi. Foto: Dokumen Pribadi

Titik balik Alwi menjadi seorang peternak domba dan kambing sukses mulai terlihat. Ia terus mencari tahu bagaimana cara beternak dan memasarkan kambing yang baik dan benar.

Singkat cerita, ia mulai banyak memasok domba dan kambing ke pemerintah untuk program bantuan sosial sekitar tahun 2003. Kemudian berlanjut menerima tawaran ekspor ke Malaysia hingga ratusan ekor dengan nilai ratusan juta.

"Di sinilah tantangan bisnis saya diuji. Ternyata saya kena tipu ratusan juta saat ekspor kambing ke Malaysia. Buyer hingga saat ini tidak membayar. Saya rugi banyak hingga berhutang ke sana ke mari," paparnya.

Alwi sadar, jatuh bangun dalam berbisnis adalah hal biasa. Ia mulai kembali bangkit dan menata kembali bisnis domba kambingnya dengan evaluasi yang matang.

Perlahan, ia kembali mendapat proyek ekspor ke Malaysia dengan pembeli yang jelas. Di sinilah usahanya terus tumbuh dan berkembang hingga memutuskan untuk serius membesarkan kandangnya di Kampung Kawungluwuk, Cijeruk, Kabupaten Bogor dengan luas lahan 42 hektar.

Di sisi lain, Alwi cukup khawatir dengan kondisi peternakan domba dan kambing di Indonesia yang sebagian pemainnya adalah kalangan orang tua. Ia ingin ada regenerasi peternak kambing yang berasal dari kalangan pemuda.

"Orang selama ini menganggap beternak kambing gak keren, kampungan, bau. Padahal kalau mau serius usaha peternakan kambing ini ‘harum’ sekali," paparnya.

Ia menuturkan, untuk memulai bisnis peternakan kambing tidak perlu dengan modal besar. Untuk memulai dari modal kecil, bisnis peternakan domba kambing bisa dengan kocek Rp 5 juta. Modal tersebut bisa dibelikan kambing bakalan seharga Rp 500.000 hingga Rp700.000 dengan kandang 1,5 x 3,5 meter.

Berkat bisnis domba dan kambing, Mahir Alwi dikenal sebagai salah satu juragan kambing di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News