Harus Ada Wajah Muda di Kabinet
Selasa, 18 Agustus 2009 – 21:13 WIB
“Saya sangat yakin itu ada dan SBY secara konsisten akan mengedepankan faktor profesionalitas dalam memilih calon anggota kabinetnya membantu proses cita-cita bangsa ini. Andai dinilai belum matang secara mentalitas, di situlah peran kepemimpinan SBY dalam memberikan teladan serta membina anak-anak muda dalam memimpin bangsa ini ke depan," ujar Sulistyo.
Waktu 5 tahun, lanjutnya, terbilang masa yang cukup bagi SBY untuk mengambil keputusan terhadap dua kenyataan antara kepentingan parpol koalisi dengan kebutuhan akan profesiolisme yang akan mengisi anggota kabinetnya. "Saya yakin kabinet mendatang selain akan lebih profesional juga akan lebih fresh karena SBY butuh muka-muka baru, yang memiliki intelektualitas tinggi, kapabilitas, profesionalitas, akseptabilitas dan intergritas yang memadai serta memiliki track record yang baik di masyarakat dan memiliki kemampuan untuk menduduki posisi itu,” tegasnya.
SBY tidak mungkin menutup kehadiran kawula muda di kabinetnya karena kehadiran mereka bagian penting dari sebuah proses alih generasi kepemimpinan. “Pasca 2014 SBY tidak ingin melihat bahwa apa yang telah dibangunnya itu tidak berkelanjutan. Oleh karena itu saya yakin SBY tentu akan memilih kaum muda juga agar ada proses regenerasi yang sehat serta mendorong kaum muda tertarik terjun ke dunia politik dalam membangun Indonesia yang bermartabat di masa datang,” imbuhnya.
Sulistyo pun menyebut beberapa nama profesional muda yang dikenal wartawan memiliki kriteria professional, integritas, kapablitas dan moralitas yang sangat baik yang berasal dari partai Demokrat seperti Anas Urbaningrum, Ramadhan Pohan, Rully Charis, Bima Arya Sugiharto. Sementara dari kubu koalisi, ada nama-nama seperti Tifatul Sembiring, Zulkifliemansyah dari PKS, Lukman Hakim Saefudin dari PPP, Teguh Juwarno dari PAN. Dari kalangan partai pendukung non DPR ada Roy BB Janis dan sebagainya. “Kalau untuk PKB sih nampaknya kita sudah tahu siapa yang akan mendapatkan posisi menteri," jelasnya.
JAKARTA - Pengamat politik dari Reform Institute, Yudi Latief, menegaskan aspek kompetensi dan profesionalitas dalam koalisi hendaknya tetap jadi
BERITA TERKAIT
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Ini Permintaan Walhi kepada Kapolri
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- ASR Komitmen Bangun Penegakan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad