Harus Dibalas dengan Travel Advisory
Perlu Pihak Ketiga dari Negara Asean
Jumat, 27 Agustus 2010 – 07:31 WIB
JAKARTA - Belum selesai kasus Bintan diungkap oleh parlemen, kini parlemen kembali dibuat pusing dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Anifah yang mengancam akan mengeluarkan travel advisory atau pengurangan kunjungan ke Indonesia. Untuk itu, berbagai tanggapan pun bermunculan. Salah satu yang paling diharapkan adalah adanya campur tangan pihak ketiga.
“Kalau sudah terjadi kebuntuan politik, maka tidak lagi berbicara sebagai bangsa serumpun. Tetapi sebagai bangsa Asean. Untuk itu perlu adanya dukungan dari pihak ketiga di Asean untuk menengahkan permasalahan ini,” kata Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan, kepada INDOPOS (grup JPNN), semalam (26/8).
Ucapan Taufik itu berkaca dari sejarah bahwa pemerintah Indonesia pernah menjadi mediator dalam sengketa Vietnam dan Kamboja. “Kita bisa meminta masalah perbatasan ini menjadi permasalahan Asean. Segeralah dirasakan perlu Menlu RI Marty Natalegawa menganggap bahwa komunikasi lintas semangat Asean untuk duduk bersama,” jelasnya.
Jika Asean memang tidak mau ikut membantu menyelesaikan perbatasan RI-Malaysia, maka Taufik mengimbau agar Asean lebih baik dibubarkan saja. “Buat apa ada Asean, jika semangat sebagai negara Asia tidak ada dalam permasalahan RI-Malaysia. Kalau bisa Vietnam ataupun Kamboja yang dulu pernah dibantu oleh Indonesia, mau ikut duduk bersama sebagai pihak ketiga,” harapnya.
JAKARTA - Belum selesai kasus Bintan diungkap oleh parlemen, kini parlemen kembali dibuat pusing dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk
BERITA TERKAIT
- Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel
- CDC: Kasus Norovirus di Amerika Serikat Terus Meningkat Tajam
- Mahasiswa Asing Diminta Kembali ke Amerika Sebelum Pelantikan Donald Trump, Ada Apa?
- 50 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Dekat RS Kamal Adwan
- Japan Airlines Tunda 14 Penerbangan Akibat Serangan Siber
- Gencatan Senjata Mandek, Hamas Salahkan Israel