Haruskah Pelaku Parodi Indonesia Raya Dipidana?
jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Delegasi Indonesia, Program Pertukaran Pemuda Indonesia Australia Reza Indragiri Amriel menyoroti pemidanaan terhadap NJ dan MDF, tersangka dalam kasus parodi lagu Indonesia Raya.
Sebelumnya, NJ (11) ditangkap oleh Polis Diraja Malaysia (PDRM). Sedangkan MDF (16) ditangkap Tim Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri di Cianjur, Jawa Barat.
"Memarodikan lagu Indonesia Raya memang tidak lucu. Pelakunya salah. Tidak boleh ditiru. Tetapi haruskah pelakunya, apalagi karena masih berusia anak-anak, dipidana? kata Reza kepada jpnn.com, Sabtu (2/1).
Reza yang juga konsultan di Lentera Anak Foundation kemudian mengajak masyarakat untuk mencermati sejumlah penelitian tentang adanya hubungan antara kegemaran pada pelajaran sejarah dan patriotisme.
Persoalannya, kata Reza, rendahnya rasa cinta tanah air dialami siswa karena para guru, utamanya pengajar sejarah tidak terampil menanamkan nilai patriotisme ke dalam diri anak didik.
"Mata pelajaran sejarah tak lebih dari penyampaian informasi tentang serangkaian peristiwa yang dianggap historis," jelas pakar yang menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi UGM.
Pakar psikologi forensik ini menyebutkan, karena sebatas pengayaan kognitif, maka mata pelajaran sejarah menjadi cenderung satu sisi. Abai terhadap perasaan (afeksi).
Padahal, katanya, ilmuwan merekomendasikan pelajaran sejarah sepatutnya dikemas sebagai bahasan kontroversial. Dengan menyertakan unsur pro-kontra, maka perasaan siswa akan lebih terlibat.
Kontraproduktif, karena justru dapat membuat pelaku merasa takut, bukan cinta, lalu membenci negara.
- Mabes Polri Harus Buktikan Keaslian Bukti Chat Vina Cirebon
- Pakar Soroti Kasus Oknum Polwan Bakar Suami, Sebut Soal Candu
- Pakar Soroti Kemungkinan Penyebab Kecelakaan di KM 58 Tol Japek
- Heboh Ancaman Pembunuhan terhadap Anies, Analisis Reza Indragiri Bikin Ngeri
- Analisis Reza soal Penuntasan Kasus KM 50 hingga Penembakan Harun Al Rasyid yang Disoal Anies
- Pakar Membandingkan Joget Gemoy Prabowo dengan Trump & Yeltsin, Bermasalah