Harusnya Ibas Ikut Disalahkan
Anas Digusur, PD Hanya jadi SBY Fans Club
Sabtu, 09 Februari 2013 – 18:01 WIB
Karena itu Hendardi menganggap langkah SBY menggusur Anas tanpa menunggu keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), benar-benar menjadi preseden buruk bagi tata kelola partai di Indonesia. Apalagi, lanjut Hendardi, kondisi itu masih diperparah dengan sikap SBY yang menampilkan diri sebagai sosok paranoid menghadapi rendahnya elektabilitas PD hingga rela mengorbankan kepentingan negara.
"Perlu diingat bahwa SBY adalah Presiden dan tidak tepat kalau harus memimpin penataan partai. Bagaimana para menteri bisa dituntut untuk fokus kerja, sementara presidennya juga sibuk urus partainya sendiri?" terangnya.
Selain itu, lanjutnya, lazimnya mesin partai tak hanya dijalankan oleh ketua umum, tapi juga sekretaris jenderal. Hanya saja, SBY ternyata tidak menganggap Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas selaku Sekjen PD sebagai bagian dari kegagalan dalam mengurus partai.
"Jadi seharusnya SBY juga mesti memberikan penilaian yang sama dan adil di publik terhadap Ibas sebagai Sekjen dan menyadari sebagai bagian kekeliruannya berjudi menaruh anaknya yang masih belia untuk urusan penting dalam politik," ujarnya.(gir/jpnn)
JAKARTA - Langkah politik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengambilalih kepemimpinan DPP Partai Demokrat dari Anas Urbaningrum dinilai sebagai bukti
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Survei Indikator: Elektabilitas Khofifah-Emil 61,2 Persen, Ungguli Paslon Lain di Pilkada Jatim
- Santri & Warga NU Kalteng Deklarasikan Dukungan Agustiar-Edy di Pilgub 2024
- Gus Najmi PKB Prihatin dengan Pembubaran Diskusi di Kemang
- Gelar Konsolidasi Akbar, SOKSI Buat Program Demi Menangkan RIDO Satu Putaran
- Wahono-Nurul Dinilai Pasangan Pemimpin Tepat Menyejahterakan & Memajukan Bojonegoro
- Refleksi 6 Tahun Bencana Palu, Ahmad Ali & Tim Beramal Sediakan Layanan Kesehatan Gratis di Panau