Hasil Jajak Pendapat, Tolak Pemilihan Langsung
Kamis, 14 Juli 2011 – 06:33 WIB

Hasil Jajak Pendapat, Tolak Pemilihan Langsung
Sebab, alokasi biaya untuk pemilihan gubernur dinilai membebani APBD. Karena itu, penunjukan gubernur oleh presiden dinilai bisa memangkas secara drastis alokasi ABPD.
Baca Juga:
Alasan kedua menyangkut kewenangan gubernur. Posisi gubernur dinilai lebih tepat menjadi wakil pemerintah di daerah daripada sebagai kepala daerah otonom. Selain itu, sebagai wakil pemerintah, gubernur tidak bersentuhan langsung dengan warga di daerah.
Ketiga, meminimalkan efek pilkada. "Sebab, konflik dan kerusuhan kerap mewarnai pelaksanaan pilkada," ujarnya. Keempat, demi efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dan NKRI. Alasan terakhir menyangkut kompetensi gubernur. Dalam memimpin sebuah provinsi, sejatinya dibutuhkan kecakapan gubernur. Faktanya, pemilihan gubernur secara langsung belum tentu menghasilkan kandidat yang baik.
Wawan juga mengungkapkan alasan responden yang menyatakan tidak setuju. Pertama, penunjukan gubernur oleh presiden dinilai sebagai kemunduran demokrasi. Kedua, terkait akseptabilitas politik. Responden khawatir akseptabilitas publik terhadap gubernur akan rendah jika tidak dipilih langsung oleh rakyat.
SURABAYA - Jika para tokoh dan pakar yang menjadi pembicara dalam seminar otonomi daerah kebanyakan tidak setuju gubernur ditunjuk presiden, tidak
BERITA TERKAIT
- Menteri PKP Maruarar Sirait Segera Selesaikan Polemik Meikarta
- Hakim dan Pengacara Terlibat Suap Rp 60 Miliar Pantas Dihukum Berat
- ART Sebut Kejagung Hadapi 2 Lawan saat Menangani Perkara, Satunya Buzzer
- Fee Proyek 10 Persen Terungkap di Sidang Mbak Ita, Apa Peran Iswar Aminuddin?
- Paus Fransiskus Wafat, David Herson: Kita Kehilangan Tokoh Perdamaian Dunia
- Seorang Pria di Palu Divonis Penjara 1 Tahun 5 Bulan Gegara Gadaikan Mobil Kredit