Hasil Penelitian tentang Vaksin Pfizer: Sedikit Mengecewakan, Banyak yang Melegakan
jpnn.com, CHICAGO - Orang yang sudah sudah atau berencana mendapat suntikan vaksin Pfizer mungkin akan sedikit kecewa mengetahui efektivitas vaksin tersebut turun drastis dalam waktu enam bulan. Namun, bukan berarti vaksin yang diproduksi di Amerika Serikat tidak berguna dalam melawan COVID-19
Hasil penelitian terbaru menunjukkan, efektivitas vaksin Pfizer Inc /BioNTech SE dalam mencegah infeksi virus corona turun menjadi 47 persen dari 88 persen dalam enam bulan setelah pemberian suntikan dosis kedua.
Sejumlah badan Kesehatan Amerika Serikat mempertimbangkan data tersebut saat memutuskan untuk menyuntikkan vaksin penguat (booster) atau vaksin dosis ketiga.
Data hasil studi mengenai penurunan kemanjuran vaksin Pfizer Inc/BioNTech itu, yang disampaikan dalam jurnal medis yang diterbitkan Lancet, sudah dirilis pada Agustus namun belum ditinjau rekan sejawat (peer review).
Hasil analisis data itu menunjukkan bahwa vaksin Pfizer/BioNTech masih sangat efektif (90 persen) dalam mencegah kasus gejala berat yang mengharuskan pasien COVID-19 mendapat perawatan di rumah sakit dan kasus kematian setidaknya selama enam bulan. Bahkan, vaksin tersebut juga masih manjur dalam melawan varian Delta yang lebih menular.
“Analisis varian spesifik kami dengan jelas menunjukkan bahwa vaksin (Pfizer/BioNTech) efektif melawan semua varian yang menjadi perhatian saat ini, termasuk Delta,” kata Luis Jodar, wakil presiden senior dan kepala penasehat medis di vaksin Pfizer.
Keterbatasan dari penelitian itu adalah kurangnya data tentang kepatuhan terhadap pedoman penggunaan masker dan jenis pekerjaan yang dimiliki orang-orang dalam populasi penelitian, yang dapat memengaruhi frekuensi tes COVID-19 dan kemungkinan terpapar virus corona.
Efektivitas vaksin Pfizer melawan varian Delta adalah 93 persen setelah satu bulan pemberian dosis kedua. Setelah empat bulan pemberian dosis kedua, efektivitas vaksin Pfizer melawan varian Delta menurun menjadi 53 persen, menurut penelitian.
Penelitian terbaru terhadap vaksin COVID-19 buatan Pfizer menunjukkan sebuah fakta mengecewakan
- Menteri Kesehatan Pastikan Vaksin Covid-19 Buatan Indonesia Lebih Aman
- Suhud Tolak Kebijakan Vaksin Covid-19 Berbayar
- Dukung Riset dan Inovasi Bidang Kesehatan, Etana Perkuat Kerja Sama dengan BRIN & UNSW
- Penelitian Baru di Australia: Jalan Sambil Main Ponsel Tingkatkan Risiko Jatuh
- Vaksin mRNA Buatan China Diklaim Efektif Membasmi Omicron
- Dunia Hari Ini: Vaksin Covid-19 Dosis Kelima di Australia hingga Karakter Anyar Marvel