Hasil Pilpres Filipina Bisa Rusak Upaya Penyelamatan WNI
jpnn.com - JAKARTA - Kelompok militan Abu Sayyaf kembali meminta tebusan sebesar PHP 50 juta untuk 4 WNI yang belum dibebaskan. Uang tebusan itu sama dengan yang diminta terhadap 10 WNI yang sudah lebih dulu dibebaskan.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais, meminta perusahaan tempat keempat WNI itu bekerja segera memenuhi permintaan Abu Sayyaf.
"Ya harus ditebus oleh perusahaan tempat 4 ABK WNI itu bekerja. Pemerintah RI tidak mungkin punya kebijakan bayar tebusan," kata Hanafi menjawab JPNN.com, Sabtu (7/5).
Politikus PAN itu berharap sebaiknya masalah sandera ini segera diselesaikan oleh perusahaan atas bantuan lobi dan diplomasi pemerintah. Sebab, suhu politik di Filipina harus juga diukur jelang Pilpres 9 Mei nanti.
Menurutnya, banyak kalangan menyebut jika calon presiden Duterte menang maka kebijakannya akan konservatif dan tidak ada kompromi dengan kelompok Abu Sayyaf, karena pendekatannya militer.
"Jika ini yang terjadi maka langkah penyelamatan WNI yang jadi sandera akan beresiko tinggi," jelasnya.
Karena itu, pihaknya menyarankan pembebasan 4 WNI segera dilakukan dengan jalan perusahaan memenuhi permintaan tebusan. "Lakukan saja secara diam-diam. Yang penting secepatnya," pungkas Waketum PAN itu.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- KPK Menetapkan Hasto Sebagai Tersangka, Ronny PDIP Menduga Ada Upaya Kriminalisasi
- PDIP Anggap Kasus yang Menjerat Hasto Sebagai Teror Politik
- Wamendagri Bima Arya Memastikan Perayaan Misa Natal di Seluruh Daerah Berjalan Aman
- Lakukan Pemerasan & Penipuan, 3 Tersangka Kasus Kematian Dokter Aulia Terancam 9 Tahun Penjara
- Penetapan Tersangka Hasto Politisasi Jelang Kongres PDIP? KPK Bilang Begini
- Honorer Diangkat PPPK Paruh Waktu Secara Otomatis? Deputi KemenPAN-RB Beri Penjelasan