Hasil PON Bukan Jaminan Atlet Dikirim ke Multievent Internasional, Ada Syarat Lain

Hasil PON Bukan Jaminan Atlet Dikirim ke Multievent Internasional, Ada Syarat Lain
Menpora Amali saat sosialisasi DBON. Foto: Humas Kemenpora

Sutjiati di ajang tersebut hanya berada di ranking 47 dengan skor 12.550 dengan menggunakan bola. Kalah bersaing dengan atlet Filipina yang menempait ranking 39 dan Singapura yang finis di posisi ke-46.

Sutjiati juga tak mampu bersaing saat menggunakan alat tali. Dia hanya berada di urutan ke-45 dengan skor skor 11.350.

Tertinggal jauh dengan wakil Malaysia yang menempati ranking 18 dengan skor 14.200, Kemudian Filipina berada di ranking 34 dengan skor 12.600 dan Thailand di ranking 37 dengan skor 12.375.

Sedangkan di kategori grup pada ajang yang sama, Malaysia menduduki ranking 23 dengan skor 15.550, Indonesia yang juga diperkuat oleh Narendra Sutjiati berada di ranking 39 dengan skor 13.550 dan Thailand di posisi ke-41 dengan skor 13.350.

Pada senam penggunakan tali, Sutjiati Narendra berada diranking 39 dengan skor 12.325, wakil Philipina diranking 43 dengan
skor 12.075, serta Thailand di posisi 44 dengan skor 11.975.

Kala mengikuti PON Papua yang digelar pada Oktober 2021 lalu, Sutjiati Narendra mendapatkan dua medali emas dan satu medali perak.

Penilaian-penilaian itu besar kemungkinan menjadi dasar dari tim review untuk melihat layak dan tidaknya Sutjiati dikirim ke SEA Games. Pasalnya, potensi medalinya cukup berat jika harus bersaing dengan negara-negara lainnya.

Sementara itu, Rifda Irfanaluthfi memiliki segudang prestasi, antara lain seperti 4 emas di PON Papua 2021. Kemudian meraih 1 emas (Vault) dan 3 perak (All-around, Balance Beam, Floor Exercise) pada Sea Game 2019. Sebelumnya 1 perak (Floor Exercise) pada Asian Games 2018.

Perubahan paradigma olahraga di tanah air melalui Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) harus dipahami dengan tepat oleh semua cabang olahraga (cabor).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News