Hasil Survei, Gula Diyakini Lebih Buruk Ketimbang Ganja

jpnn.com - COLORADO - Publik Amerika meyakini, dampak negatif gula, tembakau dan alkohol lebih buruk dibandingkan ganja. Bahkan gula dinilai sebagai silent killer karena menyebabkan diabetes dan penyakit lainnya.
Kesimpulan itu didapat dari hasil survei yang digelar media NBC News dan the Wall Street Journal (WSJ) atas seribu responden dewasa di Amerika.
Seperti dilansir situs inagist.com, Colorado menjadi negara bagian pertama yang membolehkan penjualan ganja untuk kepentingan pribadi. Pemerintah setempet melegalkan penjualan di toko resmi.
Sekitar 30 apotik diberi izin oleh pemerintah Colorado untuk menjual mariyuana tujuan rekreasional.
Mengacu hasil survei yang melihat pengaruh tembakau, alkohol, dan gula menyebutkan bahwa 49 persen responden yakin tembakau lebih buruk dibanding ganja. Sedang, 15 persen menyatakan gula merupakan pembunuh tersembunyi. Dan hanya delapan persen yakin ganja lebih buruk dibandingkan rokok, gula dan alkohol.
Menurut hukum Colorado, masyarakat negara bagian itu dapat membeli maksimal 28 gram ganja untuk setiap transaksi. Sementara warga negara bagian lain yang datang ke toko resmi ganja di Colorado hanya boleh membeli maksimal tujuh gram. (esy/jpnn)
COLORADO - Publik Amerika meyakini, dampak negatif gula, tembakau dan alkohol lebih buruk dibandingkan ganja. Bahkan gula dinilai sebagai silent
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ini Layanan Medis Bedah Robotik Canggih di Pantai Hospital Ayer Keroh
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia
- Kabar Gembira, Hamas Siap Menyerahkan Kendali atas Gaza
- Rabi Yahudi Sebut Trump Dipilih Tuhan untuk Tegakkan Keadilan & Memerangi Islam Radikal