Hasil Survei LKPI: Masyarakat Sumut Masih Pertimbangkan Agama & Etnis di Pilkada 2024
Didasarkan pada agama responden beragama Islam persentasenya mencapai 63,2 persen, Selanjutnya sebanyak 26,6 persen dari Protestan, 7,3 persen Katolik, 2,4 persen Buddha, sebanyak 0,3 persen Kong Hu Cu, dan 0,2 persen Hindhu.
Hasil survei terkait tingkat elektabilitas bakal calon gubernur mempunyai hubungan yang signifikan dengan pertimbangan responden dalam memilih bakal cagub.
Mayoritas responden, lanjut Togu, dalam memilih calon gubernur didasarkan pada pertimbangan kesamaan agama dan etnis dengan calon gubernurnya.
Menurut Togu, hal ini dapat diartikan sangat jelas faktor agama dan suku etnis menjadi preferensi penting responden dalam memilih kepala daerah di Sumut.
Berdasarkan survei dari LKPI, rendahnya elektabilitas Bobby Nasution dikarenakan terdampak terpaan kasus korupsi yang melibatkan Gubernur Maluku Utara di KPK yang menyebut nama Bobby Nasution atau block Medan.
Hal ini, sambung Togu, menjadi preferensi bagi responden untuk tidak memilih Bobby Nasution.
"Sebab, sebanyak 83,67 persen responden menginginkan pemimpin yang memiliki karakter jujur. Selain itu, dapat dipercaya dan anti korupsi," terang Togu.
Survei LKPI pada 30 Juli-7 Agustus 2024 itu dilakukan dengan populasi survei yang terdiri atas warga negara Indonesia di Provinsi Sumut yang memiliki hak pilih dalam pemilu, yakni mereka yang berusia 17 tahun hingga lebih atau sudah menikah ketika survei berlangsung.
Hasil survei LKPI menunjukkan masyarakat Sumut masih mempertimbangkan faktor agama dan suku etnis dalam memilih kepala daerah
- Dipecat PDIP, Gibran Merespons
- Respons Gibran Seusai Dipecat PDIP: Kami Menghargai & Menghormati Keputusan Partai
- Daftar 27 Kader yang Dipecat PDIP, Ada Jokowi hingga Effendi Simbolon
- Jokowi & Gibran Baru Dipecat, PDIP Tak Mau Ada Narasi Jahat
- Berkat Kekompakan TNI-Polri, Pengamanan Pilkada Siak Jadi Role Model di Riau
- PDIP Ungkap Alasan Pecat Gibran bin Jokowi dan Bobby Nasution, Ternyata