Hasil Tes Rapid Antigen di Australia Akan Dianggap Cukup, Tapi Pakar Kesehatan Khawatir
Profesor Bennett juga mengatakan dirinya yakin jika hasil rapid antigen juga bisa membuat salah paham.
"Tes rapid antigen ini dibuat untuk membebaskan warga yang rentan untuk melakukan tes PCR," kata Profesor Bennett.
"Kami tidak ingin orang mengantri di tempat tes PCR hanya untuk mengkonfirmasi tes rapid antigen, jadi saya rasa ini adalah hasil yang baik dari rapid antigen."
"Orang-orang yang mengalami gejala dengan risiko penyakit serius adalah yang perlu ditangani dengan cepat."
"Tes PCR bisa terus dilakukan agar otoritas kesehatan bisa tahu varian mana yang beredar."
Ahli epidemiologi dari UNSW, Mary-Louise McLaws mengatakan dia telah menyerukan penggunaan rapid antigen selama 18 bulan terakhir.
Namun, dia berharap Pemerintah Australia bisa memiliki sistem, seperti yang terlihat di Inggris dan Kanada, untuk mencatat hasil positif dari tes rapid antigen.
"Dalam mengelola wabah, kita perlu tahu siapa yang tertular, itu sangat penting," kata Profesor McLaws.
Beberapa pakar medis khawatir angka kasus COVID-19 di Australia tidak akan lagi akurat, jika hasil positif dari tes rapid antigen dinilai sudah cukup tanpa harus tes PCR lagi
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Subianto Lantik 481 Kepala Daerah
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?
- Timnas Basket Indonesia Coba Manfaatkan Kecepatan saat Jumpa Australia
- Dunia Hari Ini: Pesawat Delta Air Terbalik, Tak Ada Korban Jiwa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Sembilan Tewas karena Banjir di Amerika Serikat