Hasilkan Semen Hijau & Wujudkan Pembangunan Ramah Lingkungan, SIG Gencarkan Inisiatif Dekarbonisasi

Hasilkan Semen Hijau & Wujudkan Pembangunan Ramah Lingkungan, SIG Gencarkan Inisiatif Dekarbonisasi
Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari (kanan) saat memberikan paparan pada sesi talk show "Green Industry Conference" dengan tema "Enhancing Process Safety Management & Green Industry Implementation to Strengthen NZE Acceleration" dalam rangkaian acara Rapat Tahunan BKKPII 2024 di Universitas Diponegoro, Semarang, pada Kamis (26/9). Foto dok SIG

jpnn.com, SEMARANG - Direktur Operasi SIG Reni Wulandari mengatakan perseroan terus berupaya meningkatkan kapabilitas sebagai perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terdepan di Indonesia, dan terus berinovasi menciptakan solusi bahan bangunan ramah lingkungan yang sejalan dengan komitmen pemerintah dalam pembangunan rendah karbon.

Dengan mendorong inovasi teknologi produksi ramah lingkungan untuk menghadirkan produk semen hijau dan turunannya, SIG berharap pembangunan infrastruktur dan perumahan di Indonesia dapat semakin ramah lingkungan dan membantu mengurangi dampak pemanasan global.

Hal tersebut disampaikan Desi pada sesi talk show Green Industry Conference dalam rangkaian Rapat Tahunan Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKKPII) 2024 dengan tema ”Enhancing Process Safety Management & Green Industry Implementation to Strengthen NZE Acceleration” di Universitas Diponegoro, Semarang, pada Kamis (26/9).

“Komitmen kami adalah menjadi bagian dari solusi. Karena itu, kami menetapkan strategi, inisiatif, dan target-target dalam Sustainability Road Map SIG 2030 yang menjadi panduan perusahaan dalam transformasi menuju industri hijau dan berkontribusi mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan," ujar Reni.

Reni menambahkan melalui penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan secara disiplin, SIG mampu menghadirkan produk inovatif dan rendah karbon yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan di tengah situasi global saat ini.

SIG mengimplementasikan prinsip ekonomi sirkular untuk menciptakan proses produksi berkelanjutan, salah satunya diwujudkan dalam penggunaan bahan bakar alternatif yang berasal dari sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF), limbah industri dan biomassa, yang menggantikan hingga 20% penggunaan bahan bakar fosil (batu bara) dalam proses produksi semen.

Melalui inisiatif ini, SIG tidak hanya memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak memiliki nilai, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam dalam produksi semen.

Reni mengungkapkan, SIG mengambil langkah aktif dalam upaya transisi energi dengan mengimplementasikan Energi Baru Terbarukan (EBT) di wilayah operasionalnya.

SIG mampu menghadirkan produk inovatif dan rendah karbon yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan di tengah situasi global saat ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News