Hasto Ajak Anak Bangsa Bertindak ke Luar Dibanding Konflik dengan Sesama
Menurutnya, semua hal itu penting untuk memahami batapa radikalisme menjadi cermin kemunduran peradaban karena minimnya pemahaman terhadap toleransi.
“Soal Pancasila bagaimana? Ketika kita memahami Pancasila berdasarkan falsafah yang sebenarnya, yang disampaikan oleh Bung Karno pada 1 Juni 1945, dan kemudian bagaimana Pancasila tersebut diterima secara aklamasi oleh para pendiri bangsa, maka seharusnya Indonesia bebas dari berbagai bentuk radikalisme. Sebab seluruh agama mengajarkan kebaikan, budi pekerti, etika dan morel, serta tidak ada yang mengajarkan sikap yang antikemanusiaan,” kata Hasto.
Sekjen PDIP itu menerangkan Bung Karno menggali seluruh mutiara peradaban Nusantara dan dunia yang melahirkan Pancasila. "Itu tegas bahwa pada dasarnya Indonesia adalah bangsa yang bertuhan,” sebutnya.
Menurut Hasto, ketuhanan yang dimaksudkan Bung Karno adalah ketuhanan yang berbudi pekerti. Tidak hanya setiap warga, bahkan negara pun menyembah tuhan.
"Dengan cara apa? Sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. Apakah Pancasila memperbolehkan atheis? Tidak boleh. Karena bukan hanya setiap warga negara Indonesia, tetapi negara pun menyembah tuhan,” urai Hasto.
Menurut Hasto, apabila Pancasila dalam spirit kelahiran dan falsafahnya dipahami, maka tidak akan ada radikalisme. Mereka yang bergerak dengan ajaran membenci pihak lain dan mengajarkan ideologi kegelapan yang anti kemanusiaan, justru tidak memahami hakekat kehidupan yang bertuhan.
“Sebab mana ada agama yang mengizinkan antikemanusiaan? Untuk itu pahamilah api Islam dan juga makna yang misalnya terkandung dalam logo NU yang penuh dengan makna Islam sebagai rahmatan lilalamin,” kata Hasto.
Hasto mengatakan kondisi saat ini bisa terjadi karena sesama anak bangsa terlalu terpaku ke dalam diri sendiri (inward looking) dan bukan berpikir ke luar (outward looking).
Menurut Hasto, apabila Pancasila dalam spirit kelahiran dan falsafahnya dipahami seluruh anak bangsa, maka tidak akan ada radikalisme.
- Kelimpahan Prabowo Effect, ASR-Hugua Punya Elektabilitas Tertinggi di Pilkada Sultra
- Puti Guntur Desak Pemerintah Tuntaskan NSPK Perlindungan Penghayat Kepercayaan
- Saat Hasto Kegirangan dalam Acara Sawung Jabo di Klaten, Lihat
- Legislator PDIP Dapil Sumut Kompak Bergerak Menangkan Edy-Hasan
- Minta Presiden Prabowo Buktikan Komitmen Netralitas Jajaran di Pilkada 2024
- Ribuan Warga Klaten Berdoa Bersama untuk Kemenangan Andika-Hendy di Pilkada Jateng