Hasto Berbicara Institusionalisasi Parpol dan Party Id, Burhanuddin Sodorkan Ide Mixed Proportional System
Seminar Nasional “Pelembagaan Partai dan Kepemimpinan Strategis Nasional” di Bandung
Karena sistem proporsional tertutup juga ada kelemahannya, Burhanudin menawarkan mix proporsional system, yakni satu formula yang mana kelebihan proporsional tertutup dan terbuka disatukan.
Dia memerinci model Jerman yang punya 299 daerah pemilihan. Setiap pemilih diberi dua kertas suara. Satu untuk memilih partai. Satu kertas untuk memilih caleg.
“Kenapa dua? Satu buat kader partai bisa masuk melalui jalur partai, tetapi untuk kedaulatan pemilih, mereka diberi peluang untuk memperebutkan caleg. Di Jerman, ini cukup sukses mengurangi jumlah partai dan mengurangi jumlah politik uang secara masif,” ungkap dia.
Burhanuddin juga bicara soal proses institusionalisasi partai di Indonesia, yang ternyata punya pengaruh baik untuk elektabilitas parpol.
Riset yang mereka lakukan menemukan bahwa partai yang serius melakukan institusionalisasi cenderung memiliki elektabilitas yang baik.
“Kami tanya masyarakat, mana partai yang serius melakukan institusionalisasi partai, maka itu PDI Perjuangan yang paling tinggi,” paparnya.
Kedua, lanjut dia, ialah Partai Gerindra, kemudian posisi ketiga Partai Golkar, keempat dan kelima ialah Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Nah, kata Burhanuddin, parpol yang masuk lima besar dengan kelembagaan partai ternyata paralel dengan elektabilitas partai saat ini.
Hasto berbicara institusionalisasi parpol dan party id dalam seminar nasional ‘Pelembagaan Partai dan Kepemimpinan Strategis Nasional’ di Bandung.
- Deddy PDIP: Saya Tersinggung, Pak Prabowo Diperlakukan Seperti Itu di Solo
- Soal Penurunan Paket Bergambar Paslon, Ronny PDIP Minta Bawaslu Bergerak
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Hasto PDIP: Bu Megawati Mencoblos di Kebagusan bareng Keluarga
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi