Hasto: Kami Hormati Kritik Pak SBY, tapi...
jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto heran masih ada elite partai politik yang enggan menerima kritik dari masyarakat. Padahal, kritik merupakan salah satu perwujudan nilai-nilai demokrasi di Tanah Air.
Hasto menilai, kritik diperlukan sebagai kontrol terhadap kekuasaan. Hal itu guna menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang yang begitu besar oleh parpol ketika berada dalam kekuasaan.
Hasto pun mencontohkan Megawati Soekarnoputri saat menjadi Presiden RI dan Ketua Umum PDI Perjuangan. Ia mengatakan, Megawati tidak pernah menolak kritik yang diberikan masyarakat.
"Ini karena baginya, berpolitik adalah tradisi membangun organisasi dengan merespons berbagai kritik. Sementara itu, di luar sana, ada pemimpin yang memohon agar partainya dijauhkan dari serangan kritik," kata Hasto saat membuka pelatihan tim kampanye PDI Perjuangan di kantor DPP, Jakarta, Selasa (5/4).
Hasto menambahkan, kritik diperlukan untuk menjaga moralitas dan etika politik para politisi. Sepanjang, politisi bertingkah sesuai dengan ideologi keyakinan yang dianut partainya, kritik dapat menjadi realitas untuk menghidupkan demokrasi.
"Demokrasi tanpa kritik dan otokritik hanya membuat partai ini berdiri di menara gading kekuasaan," ujarnya.
Selain soal partai yang harus mau menerima kritik, Hasto juga menyinggung bagaimana pernyataan SBY yang seolah menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak mampu mengendalikan kinerja anak buahnya di Kabinet Kerja.
“Kami hormati kritik Bapak SBY. Tetapi, perlu kami sampaikan bahwa cara berpolitik PDI Perjuangan adalah berpolitik terbuka," katanya.
- Pak Deni: PPPK Punya Hak & Kewajiban Sama dengan PNS, Kecuali
- Jokowi Finalis Pemimpin Terkorup Versi OCCRP, Chandra Singgung Kejahatan Terorganisasi
- Polemik Pelaporan Bambang Hero ke Polda Babel, Kewenangannya Dipertanyakan
- Masih Ada Formasi PPPK 2024 Tahap 2 Tanpa Pelamar
- Jan S Maringka Hadiri Acara 'Kilas Balik Reuni Kejaksaan RI Angkatan 89'
- PPPK Paruh Waktu Belum Jelas, Honorer Diminta Jangan Resah