Hasto: Mahar Cawapres Lebih Parah
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menganggap apa pun bentuk mahar politik, termasuk yang diisukan kepada Sandiaga Uno yang memberikan Rp 1 triliun untuk PAN dan PKS, adalah kemunduran demokrasi.
"Buat kami, yang lebih parah kan terkait dengan adanya mahar dalam calon wakil presiden," ujar Hasto di Kantor DPP Nasdem, Jakarta Pusat, Rabu (15/8).
Menurut Hasto, mahar politik tidak bisa dibernarkan apa pun alasannya. Kepada pihak-pihak yang melakukan hal itu, menurut Hasto, membawa Indonesia kecacatan dalam demokrasi.
"Ketika untuk menjadi cawapres harus keluarkan dana Rp 1 triliun, itu merupakan kemunduran demokrasi bahkan saya bilang itu cacatnya demokrasi," kata Hasto.
Hasto menilai, mahar politik telah mencederai hati masyarakat dan mengerdilkan suara rakyat. Hal itu, baginya tidak diperkenankan di negara yang menempatkan rakyat sebagai sumber kedaulatan.
"Jangan jual suara rakyat hanya untuk menjadi sebuah posisi strategis, posisi presiden, wapres, menteri, kapolri, panglima TNI. Semua harus bebas politik uang," ucap Hasto.
Seperti diketahui, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menuding Sandiaga Uno memberikan uang Rp 500 miliar kepada PAN dan PKS agar bisa menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Tudingan Arief dibantah politikus Gerindra dan PAN. Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyatakan tudingan dari Arief tidak perlu dibahas. Sandiaga Uno juga menepis tudingan tersebut. (tan/jpnn)
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengomentari isu mahar politik untuk jabatan cawapres yang dilontarkan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Romahurmuziy Sebut 4 Nama Masuk Bursa Calon Ketua Umum PPP
- Gus Ipul, Sandiaga Uno hingga Jenderal Dudung Berpotensi Jadi Ketum PPP
- Gus Ipul & Eks KSAD Masuk Bursa Ketum PPP, Kader: Jadi Magnet Raup Suara
- Tumben Si Bahlil Mengundang Bu Mega, Cukup Utut Saja
- Jubir PSI Sarankan PDIP Menerima Kekalahan dan Lakukan Introspeksi
- Hasto Endus Upaya Menjadikan Pilgub Jakarta 2024 Jadi 2 Putaran