Hati-Hati, Anak yang Belum Memahami Penggunaan Medsos Jadi Incaran Pedofil

jpnn.com, JAKARTA - Ternyata, pedofil sering menarget anak-anak yang belum memahami penggunaan media sosial (medsos) untuk melancarkan kejahatan seksual.
Hal tersebut diungkapkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait maraknya kasus pedofilia
“Ini sangat mengkhawatirkan karena ternyata para pedofil atau para pelaku kejahatan seksual daring (online). Mereka menyasar anak-anak yang belum paham tentang media sosial,” kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Anak IDAI Eva Devita Harmoniati.
Hal ini dikatakannya dalam Seminar Awam Cegah Kekerasan Seksual pada Anak yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (13/7).
Eva menuturkan banyak anak pada masa kini yang belum memahami batasan dalam mengakses informasi yang tersebar di dunia internet.
Beberapa lainnya justru rutin atau gemar mengunggah foto-foto pribadi mereka tanpa menyadari dampak yang akan ditimbulkan sehingga anak menjadi salah satu kelompok yang sangat rentan terhadap kejahatan seksual.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) milik Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), anak yang jadi korban kekerasan seksual pada tahun 2019 ada 6.454 anak, naik jadi 8.730 anak pada tahun 2022.
Pedofil itu sendiri, kata Eva, pada awalnya berusaha mendekati anak dengan bersikap seperti teman yang memberikan bermacam-macam hadiah. Tak jarang mereka menghubungi anak melalui aplikasi pesan seperti grup dalam Whatsapp.
Anak yang belum memahami penggunaan media sosial menjadi sasaran kaum pedofil
- Analisis Reza soal Kejahatan AKBP Fajar Pemangsa Anak-Anak
- Ahli Sarankan Pembatasan Konsumsi Gula saat Anak Berbuka Puasa
- Paramount Petals Gencarkan Gerakan Sehat dan Cerdas bagi Anak Usia Dini hingga Lansia
- Tip Mempersiapkan Libur Lebaran Berkesan Bareng Keluarga
- 66,8 Persen Sarapan Anak Berkualitas Rendah, Ajinomoto Gencar Mengedukasi Masyarakat
- Sarifah Dorong Pembatasan Medsos Anak Menggabungkan Pendidikan hingga Pengawasan