Hati-Hati Banyak Beredar Oli Palsu di Wilayah Medan

jpnn.com, JAKARTA - PT. ExxonMobil Lubricants Indonesia (PT EMLI) yang membawahi merek Federal Oil, kembali mengungkap peredaran pelumas palsu di Indonesia.
Pada awal tahun ini, pengungkapan kasus peredaran pelumas palsu (tidak sesuai spesifikasi) dilakukan di Medan.
Sebanyak 147 botol produk Federal Oil palsu ditemukan di Bengkel Ketaren Motor yang berlokasi di Setia, Nomor 24, Tj. Gusta, Kec. Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara.
Market Development General Manager PT EMLI, Rommy Averdy Saat mengatakan pihaknya konsisten dalam melakukan berbagai upaya pemberantasan pelumas palsu di pasar.
“Tahun ini, kami konsisten untuk terus aktif dalam melakukan berbagai upaya memberantas peredaran pelumas yang tidak sesuai spesifikasi, terutama dalam hal mengidentifikasi dan menindaklanjuti laporan dari konsumen."
"Semoga dengan berbagai kasus yang telah diungkap, bisa menjadi peringatan kepada para oknum yang masih membuat dan/atau mengedarkan pelumas yang tidak sesuai spesifikasi," ungkap Rommy, dalam keterangannya, Jumat (14/3).
Pihaknya, juga mengimbau konsumen untuk membeli produk di bengkel-bengkel terpercaya, seperti Federal Oil™ Center.
"Sepanjang 2024, Federal Oil™ bersama pihak terkait telah melakukan pengungkapan terhadap peredaran pelumas palsu di berbagai wilayah, seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi," kata Rommy menambahkan.
PT. ExxonMobil Lubricants Indonesia (PT EMLI) yang membawahi merek Federal Oil, kembali mengungkap peredaran pelumas palsu di Indonesia.
- Alex Marquez Rebut Puncak Klasemen MotoGP 2025, Fermin Fokus Seri Qatar
- Alex Marquez Incar Podium di MotoGP Amerika, Fermin Berharap Tak Mengulang Kesalahan
- Federal Oil dan Mobil Lubricants Memfasilitasi Mudik Gratis Untuk Ratusan Mekanik
- EMLI Catat Pertumbuhan Positif Sepanjang 2024, Fokus Ekspansi Layanan
- Menjelang Libur Lebaran 2025, Federal Oil Mengingatkan Untuk Ganti Oli Mesin Motor
- Alex Marquez Punya Catatan Kurang Baik di MotoGP Amerika, Federal Oil Tetap Optimistis