Hati-hati, Emoji Jempol Atau Bulan Sudah Menyeret Warga di Sejumlah Negara ke Pengadilan

Jadi ketika investor miliarder Ryan Cohen mengunggah di Twitter tentang sebuah perusahaan yang sebagian sahamnya ia dimiliki disertai dengan emoji bulan purnama, ada pendapat kalau ia sedang mempromosikan perusahaan tersebut, "sebagai persiapan untuk menjual sahamnya", seperti yang dilaporkan Washington Post.
Hakim juga berargumen penggunaan emoji tetap perlu ditindaklanjuti dengan serius seperti perkara lainnya.
"Seorang penipu tidak boleh lalai bertanggung jawab hanya karena ia menggunakan emoji," kata Hakim Trevor McFadden.
Ada pendapat kalau penggunaan emoji dalam kasus investor tersebut diartikan sebagai sinyal terselubung agar orang-orang membeli saham tersebut. Ini bisa saja dianggap sama dengan 'insider trading' yang melanggar hukum.
"Ini menjadi contoh lain bagaimana sebuah emoji dapat menimbulkan konsekuensi hukum yang serius, dalam hal ini, potensi penipuan terkait keamanan," kata Profesor Goldman.
Karena mudah dipakai saat mengirim pesan singkat di ponsel, profesor hukum Deakin University Marilyn McMahon berpendapat emoji bisa "menjadi akar dari beberapa kasus yang sangat bermasalah."
Profesor McMahon mengatakan mereka yang didakwa melakukan tindak pidana akibat emoji sering kali mengklaim bahwa mereka "hanya bercanda", meski tidak dianggap demikian di pengadilan.
"Pembelaan diri mereka biasanya tidak berhasil," katanya.
Suka memakai emoji? Hati-hati karena dalam beberapa kasus pengadilan di sejumlah negara, emoji dianggap sebagai bentuk ancaman, pelecehan, hingga pencemaran nama baik
- Dunia Hari Ini: Puluhan Tewas Setelah Kereta di Pakistan Dibajak
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di Afrika Selatan, 12 Orang Tewas
- Siklon Alfred 'Tak Separah yang dibayangkan', Warga Indonesia di Queensland Tetap Waspada
- Dunia Hari Ini: Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap di Bandara
- 'Selama Ini Ternyata Saya Dibohongi': Kerugian Konsumen dalam Dugaan Korupsi BBM
- Keberadaan Seorang Warga Indonesia di Tasmania Sempat Dikhawatirkan