Hati-hati, Emoji Jempol Atau Bulan Sudah Menyeret Warga di Sejumlah Negara ke Pengadilan

Hati-hati, Emoji Jempol Atau Bulan Sudah Menyeret Warga di Sejumlah Negara ke Pengadilan
Dari memberikan ancaman kekerasan hingga menyetujui kontrak, emoji dapat menimbulkan konsekuensi hukum yang signifikan. (Getty: Oleg Breslavtsev)

Jadi apa yang menjadi pertimbangan pengadilan ketika mengambil keputusan tentang penggunaan emoji dan apa yang termasuk dianggap melanggar batas?

Penggunaan emoji untuk kekerasan

Profesor McMahon mengatakan di Amerika Serikat, anak-anak yang berusia 12 tahun bahkan pernah terseret ke pengadilan akibat mengunggah pesan online menggunakan emoji bom atau pisau.

"Prosesi pengadilan kebanyakan berusaha mengartikan, apakah ancaman ini serius dilakukan oleh anak-anak muda tersebut atau hanya wujud ekspresi perasaan."

Pada tahun 2016, seorang siswa berusia 12 tahun dari Virginia didakwa mengancam sekolahnya, setelah mengunakan emoji senjata, bom, dan pisau di unggahan Instagram, dibarengi dengan kata "membunuh" dan "temui saya di perpustakaan".

Di wilayah hukum lain, penggunaan emoji menyebabkan tuntutan kekerasan dalam rumah tangga.

Juga pada tahun 2016, seorang pria berusia 22 tahun di Prancis dijatuhi hukuman tiga bulan penjara setelah mengirim serangkaian pesan teks kepada mantan pacarnya menggunakan emoji senjata, yang dianggap sebagai perilaku mengancam.

"Pengadilan menyimpulkan kalau jelas ini menjadi bukti adanya ancaman pembunuhan, dan senjata itu sendiri merupakan bukti betapa parahnya ancaman tersebut," kata Profesor McMahon.

Di Selandia Baru, pada tahun 2017, seorang pria mengancam mantan pasangannya dengan menggunakan emoji pesawat terbang.

Suka memakai emoji? Hati-hati karena dalam beberapa kasus pengadilan di sejumlah negara, emoji dianggap sebagai bentuk ancaman, pelecehan, hingga pencemaran nama baik

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News