Hati-Hati, Polusi Udara Bisa Sebabkan Gangguan Ginjal
Para peneliti menemukan adanya resiko bahwa fungsi ginjal veteran ini akan memburuk seiring berjalannya waktu.
Konsentrasi PM yang lebih tinggi di udara juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit ginjal stadium akhir, di mana ginjal tidak bisa lagi menyaring darah secara efektif.
Ketika Dr. Al-Aly dan rekan-rekannya mengulangi analisis tersebut dengan menggunakan data polusi satelit National Aeronautics and Space Administration, hasilnya konsisten.
Hampir 45.000 kasus baru penyakit ginjal didiagnosis setiap tahun di A.S. dan mungkin beberapa dari mereka mungkin disebabkan oleh polusi PM 2.5 yang melebihi standar EPA.
"Tetapi bahkan tingkat di bawah ambang batas EPA dikaitkan dengan risiko yang signifikan," jelas Dr. Al-Aly.
Penelitian ini bukan eksperimen terkontrol, jadi tidak bisa dibuktikan bahwa polusi udara justru menyebabkan masalah ginjal.
Beberapa faktor lain yang berhubungan dengan kesehatan atau gaya hidup mungkin disalahkan.
Namun, Dr. Aly-Aly mengatakan, penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa partikel yang dihirup ke dalam paru-paru bisa mencapai ginjal melalui aliran darah, menyebabkan radang dan stres oksidatif dalam organ penyaringan darah.
Sebaiknya memakai masker saat merasa berada di lingkungan dengan polusi udara tinggi
- Pemerintahan Prabowo-Gibran Soroti Pengendalian Polusi di Jabodetabek
- Pemerintah Diminta Prioritaskan BBM Rendah Sulfur untuk Perbaiki Kualitas Udara
- Polusi Udara Ganggu Kesehatan Paru-Paru, Deteksi Dini Penting Dilakukan
- BBM Berkadar Sulfur Tinggi, Ancaman Serius bagi Kualitas Udara Jakarta
- Atasi Polusi Udara Jakarta dengan Integrasi Data dan Inventarisasi Emisi
- Pemerintahan Prabowo-Gibran Diminta Prioritaskan Isu Polusi Udara