Hati-hati, Ternak Ayam dengan Kerangkeng Baterai bisa Berbahaya
jpnn.com, JAKARTA - Organisasi non-profit internasional Sinergia Animal mengingatkan produsen telur di Indonesia untuk tidak menggunakan kerangkeng baterai pada peternakan ayam.
Menurut Among Prakosa, koordinator Act For Farmed Animals, kerangkeng baterai sebuah sistem kurungan intensif berkontribusi pada penyebaran penyakit.
"Lebih dari sebelumnya, kita harus memerhatikan cara hewan diternakkan. Ada terlalu banyak hewan berjejalan dalam satu tempat, dan ini bisa menjadi tempat berkembangnya penyakit berbahaya yang dapat muncul atau menyebar," kata Among.
Peringatan dari para aktivis hewan didasari pada informasi dari Program Lingkungan PBB (UNEP), yang dalam beberapa pekan terakhir.
Program tersebut menyatakan bahwa ‘intensifikasi produksi ternak'–peternakan skala industri yang mengurung sejumlah banyak hewan, seperti halnya peternakan telur yang ada dalam video—meningkatkan risiko munculnya 'epidemi zoonosis', epidemi yang berasal dari hewan.
UNEP menyoroti bahwa tiga dari empat penyakit menular baru pada manusia adalah zoonosis.
Banyak dari penyakit ini mungkin berasal dari hewan liar, tetapi mereka dapat menyebar dan menular ke hewan ternak.
Kemudian, manusia–seperti buruh tani, tukang daging, penjual, dan konsumen yang pergi ke pasar, mengonsumsi produk hewani, atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh kotoran hewan–akan terinfeksi oleh hewan ternak atau makanan yang bersentuhan langsung dengan mereka.
Mengingatkan produsen telur di Indonesia untuk tidak menggunakan kerangkeng baterai pada peternakan ayam.
- Peternak Mandiri Diminta Bentuk Asosiasi & Pemerintah Bantu Promosi
- 45 Ribu Ayam Terbakar Bersama Kandang, Pemilik Rugi Rp 5 Miliar
- Ganjar Masuk ke Kandang Ayam, Terkenang Masa Hidup Berat saat Satu Telur Dibagi Empat
- Terguncang karena Pandemi, Kini Usaha Ini Berkembang Berkat 'BRI KlasterkuHidupku'
- Peternak Ayam di Asia Diminta Tidak Menggunakan Kandang Baterai, Ini Alasannya
- Peternak Mandiri Rugi Rp 62 Miliar Per Pekan, KPUN Minta Aturan DOC Dievaluasi