Hati Saya seperti Diiris-iris saat Adit Menangis
Dahniar duduk dan tertunduk cukup lama sambil mengemasi baju yang dibawanya dan memasukkannya ke dalam tas hitam kecil yang terbuat dari kain. Tiba-tiba Dahniar tersengguk menahan tangis. Terdengar samar. Bahunya berguncang dan kedua tangannya mengusap mukanya dengan jilbab.
"Sudah siap, Bu?" suara Hafiz Tohari, Wakil Ketua P2TP2A Kampar mengejutkan Dahniar. Dia gugup. Dengan cepat dia berusaha berdiri. "Kalau sudah siap, kita berangkat sekarang," sambung Hafiz.
"Iya, Pak. Saya sudah siap," ucap Dahniar lirih sambil mengangguk. Matanya merah dan terlihat basah.
Tanpa memandang ke pintu belakang tempat Adit bermain, Dahniar dengan langkah cepat berjalan keluar kamar melalui pintu depan dan meninggalkan ruang perawatan bedah tersebut. Sedikitpun dia tidak menoleh. Tangan kirinya memegang erat tas sedangkan tangan kanannya terus menutupi sebagian wajahnya.
Tidak lama setelah Dahniar pergi, Adit kembali masuk ke kamar perawatan bersama Azmi. Saat itulah dokter yang merawat Adit, Revinda, datang untuk memeriksa kondisinya. Adit terlihat takut. Tapi, dokter itu mengeluarkan cokelat dan Adit mengambilnya lalu dimakan.
Kepada Riau Pos (Grup JPNN) Revinda, menjelaskan, HB Adit sudah meningkat, yakni dari 4,5 saat pertama datang, sekarang sudah menjadi 6. Revinda juga menjelaskan, dari hasil diagnosa, Adit mengalami infeksi serius pada seluruh luka di tubuhnya dan anemia.
"Untuk saat ini, penanganannya hanya kepada pola makan. Nanti, ketika dibutuhkan baru akan dilakukan transfusi darah. Artinya, Adit dalam pengawasan ketat kita di sini," katanya.***
Adit (7), bocah malang yang ditemukan di kebun sawit dalam kondisi memprihatinkan mendapatkan kasih sayang luar biasa dari seorang wanita, Dahniar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408